Eksklusif Ratu Felisha Jaga Eksistensi dengan Tetap Rendah Hati
JAKARTA - Selebritas Ratu Felisha kembali bermain dalam sebuah film horor garapan rumah produksi BASE Entertainment berjudul Malam Pencabut Nyawa. Di film yang akan mulai tayang mulai 22 Mei mendatang ini Ratu beradu akting dengan beberapa bintang muda seperti Devano Danendra, Keisya Levronka, hingga Mikha Hernan.
Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan VOI, Ratu mencoba menceritakan lebih lengkap terkait karakter yang ia mainkan bernama Sukma. Secara garis besar, Ratu menuturkan kalau sosok Sukma merupakan sosok dukun yang menyalahgunakan kekuatannya untuk memenuhi kepentingan pribadinya.
Sukma juga memilih untuk tidak memiliki pasangan selama hidupnya, namun ia dipertemukan oleh seorang bayi yang tergeletak di sungai di mana nantinya anak itu akan membantunya dalam menjalankan profesinya sebagai seorang dukun.
“Di sini aku jadi dukun sakti bernama Sukma gitu tapi Sukma ini menyalahgunakan kekuatannya untuk kepentingan pribadi yang jadinya jatuhnya jahat,” katanya.
“Sebenarnya kasihan sih sama Sukma emang nggak ada di film gitu cuman kan Mas Tata ceritakan gimana Sukma hidup sendiri, dia memilih untuk tidak punya pasangan, tidak punya anak, tapi dia mengangkat, ada bayi lah tergeletak di sungai gitu. Terus sama Sukma diangkat dijadikan anak. Nanti itu yang main Fajar, yang jadi anaknya. Pas Fajar udah gede terus, nah si anaknya ini mengabdi sama Sukma karena Sukma dukun jadi dia butuh bantuan-bantuan kan,kayak misalnya ambilin bunga apa, ambilin keris apa, nah si anak angkatnya ini yang bantuin si Sukma,” tambah Ratu.
Memiliki latar cerita dengan budaya Jawa, Ratu mengaku ia memiliki kesulitan dalam mengucapkan beberapa dialog yang mengharuskan ia menggunakan bahasa jawa. Ia mengaku harus mengulang berkali-kali satu kata dalam bahasa jawa demi terdengar natural ketika syuting.
Bukan hanya berdialog bahasa jawa yang menjadi tantangan bagi wanita berusia 41 tahun ini, memainkan karakter dengan latar belakang jawa ternyata mengharuskan Ratu memiliki gerak gerik yang sebisa mungkin layaknya wanita jawa. Tak heran selama proses penjiwaan karakter alias membaca naskah, Ratu harus mengikuti workshop tari agar tubuhnya terlihat luwes layaknya wanita jawa.
“Yang paling susah ya itu ya berdialog bahasa Jawa walaupun nggak banyak tapi takut aja terdengarnya yang nggak natural gitu Jadi yang aku ulang-ulang terus latihan Jawanya,” tutur Ratu Felisha.
“Jadi gini nih, aku merasa pas aku lagi reading, aku tuh merasa aku kurang luwes, mungkin karena aku nge-gym juga kan setiap hari jadi lebih apa ya lebih ke aku badannya (kaku), sementara karakter Sukma ini tuh luwes gitu, dia dukun yang luwes, jadi makanya kita ada latihan nari apa segala macam gitu,” cerita Ratu Felisha.
“Iya makanya kita ada coaching sama Mas Agus Kencrot kan kalau Sukma ngomong tuh pelan banget mendayu-dayu terus kalau Feli ini kan bacot nih cempreng juga gitu si Sukma ini kalau ngomong kayak pengantin Solo lah gitu pelan-pelan,” bebernya.
Uniknya, Ratu Felisha yang tahu kalau karakter Sukma ini berasal dari karakter asli seorang dewi penunggu gunung di kawasan Jogja, ia melakukan sebuah ‘mantra’ tersendiri yang membantunya bisa mendalami karakter Sukma ini.
“Jadi waktu itu aku sempat ngobrol sama Mas Tata, sama Agus Kencrot juga jadi di Kidul itu ada Dewi pokoknya dia penunggu gunung apalah di Jogja, aku lupa namanya apa, jadi aku sempat browsing-browsing juga dia. Pokoknya sangat membantu ketika sudah dipakaikan wardrobe, make up segala macam itu kayak masuk saja gitu Sukma nya. Aku juga setiap sebelum take tuh kayak ‘Sukma silahkan masuk. Aku sudah pasrah’, karena katanya ada si dewi penunggu ini beneran. Penunggu di gunung Kidul lah,” papar Ratu Felisha.
Baca juga:
- Ratu Felisha Belajar Bahasa Jawa ke Keisya Levronka
- Kejanggalan Kasus Vina Cirebon yang Membuat Hotman Paris Turun Tangan Setelah Film Tayang
- Sulit Fokus dan Mengingat? Rekomendasi Penelitian, Olahraga Rutin Bisa Mencegah Lebih Parah
- Jo Bo Ah dan Kim Soo Hyun Dapat Tawaran Drama Komedi Gelap, Knock Off
Namun, Ratu tidak bisa menutupi rasa syukurnya karena bisa mendapatkan karakter Sukma di fifilini karena ia merasa selama karirnya berakting di film horor ia belum pernah mendapatkan karakter seperti sosok Sukma ini.
“Belum pernah aku dapat karakter seperti ini. Takut keceplosan deh gue. Belum pernah jadi tut, ini baru sekali menjadi tut. Akan ada perubahan karakter dari Sukma ketika dia masih menjadi dukun dan dia menjadi tut,” pungkasnya.
Terus Belajar dan Beradaptasi
Ratu Felisha sering dikenal sebagai salah satu aktor yang langganan terlibat di dalam film horor. Feli, panggilan akrabnya, mengawali karier aktor horor dari film Kuntilanak (2006) bersama Julie Estelle, kini tidak terasa kalau ia sudah berkarier di dunia akting selama dua dekade alias 20 tahun lamanya.
Meski begitu, Ratu masih terus bisa eksis di dunia perfilman Indonesia dan masih dipercaya untuk terlibat dalam film-film besar Indonesia seperti Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas (2021) dan Film Malam Pencabut Nyawa (2024).
“Horor pertama aku tuh kuntilanak sama Julie Estelle, sutradaranya waktu itu Rizal Mantovani dari situ, tahun berapa ya udah lama banget, 20 tahun lalu kali. Habis itu sempet tuh Bang Nayato mengeluarkan film-film horor yang kayak Hantu Perawan Jeruk Purut, Hantu Pocong versus Kuntilanak. Ya horor yang mana cuman butuh waktu seminggu, dua minggu buat syuting kayak kejar tayang kayak gitu akhirnya aku balik lagi ke horor-horor yang sekarang ini,” cerita Ratu Felisha.
Melihat eksistensinya yang masih terus ada, Feli menuturkan hal ini mungkin bisa terjadi karena beberapa komitmen yang terus ia mengaku hingga saat ini. Pertama komitmen untuk tetap rendah hati dalam menjalankan karirnya dan menikmati setiap proses atau perjalanannya.
“Ini lho aku tuh nggak ambis ya anaknya, kayak lebih lebih suka journey-nya. Jadi bukan mencari goals-nya tapi lebih menikmati perjalanannya gitu. Ya mungkin kurang bagus juga jadi orang yang nggak ambisius gitu, cuman kalau aku lebih merasa nyaman dengan aku sekarang, aku nggak pernah kayak ‘Oke gue harus dapetin piala anu, piala itu’, nggak pernah aku kepikiran kayak gitu jadi dinikmati prosesnya aja,” ungkap Ratu Felisha.
Selain mencoba menikmati setiap petualangan dan perjalanan dalam kariernya, Feli merasa adaptasi dan tetap menerapkan sikap rendah hati serta mau belajar juga menjadi kunci baginya bisa terus ada di dunia perfilman Indonesia. Feli mengaku ia meraka terkesima dengan akting-akting generasi sekarang yang terlihat lebih natural dibandingkan zamannya dulu.
“Senang banget, anak-anak sekarang menurut aku, artinya keren-keren semua aku pun masih pengen belajar dari si anak-anak gen Z ini gitu kan, aku merasa angkatan aku, ya bukannya aku bilang bagusan mana, bagusan mana ya nggak sama. Cuman caranya mereka membawakan Itu menurut aku yang generasi Z ini beda sama yang angkatan aku,” tutur Ratu Felisha.
“Yang gen z ini lebih natural lebih kayak nggak akting gitu lol, karena angkatan aku, ya enggak jelek juga cuman mereka kan kalau kita kan lebih kayak ke deep gitu,i kayak ngomongnya masih ada ngotot-ngototnya tuh, ada emosinya tuh masih. Gini deh gitu kalau si anak-anak gen Z ini bisa kayak orang nggak akting gitu makanya aku bilang, ‘kalian aktingnya semuanya keren-keren banget’, cita-cita nih masih harus banyak belajar juga sama yang gen Z gitu bisa se-flawless itu,” tambahnya.
Sudah dua dekade mengabdi sebagai seorang aktor di perfilman Indonesia, Ratu Felisha mengaku belum ingin berhenti dari dunia yang sudah membesarkan namanya ini namun ia juga tidak lagi memiliki mimpi yang ingin ia kejar. Ia hanya ingin tetap terus menghibur penggemarnya selama ia masih bisa menghibur.
“Iya dong kan tetap harus ngikutin perkembangannya mereka aku saja merasa bersyukur banget aku masih ada di industri ini sampai ini kan, hampir 2 dekade ya aku dari umur 20 sekarang aku tut,” imbuhnya.
“Nah itu dia, aku tuh nggak ambis, kurang ambis kayaknya anaknya aku nggak ada goals-goals harus memenangkan piala dapetin piala apa aku lebih menikmati proses journeynya aja, perjalanannya aja gitu. Nggak (pensiun) dong, kalau sampai nenek-nenek masih bisa main ya mainlah, jadi neneknya,” tandas Ratu Felisha menutup wawancara dengan VOI.