Tren EV Tidak Stabil, VW akan Perbanyak Model PHEV dalam Beberapa Tahun Mendatang
JAKARTA - Di tengah menurunnya permintaan kendaraan listrik (EV) secara global, Volkswagen (VW) akan berinvestasi pada teknologi Plug-In Hybrid (PHEV) dalam beberapa tahun mendatang.
Menurut perusahaan, hal ini merupakan langkah yang tepat dalam menjembatani menuju elektrifikasi sepenuhnya. Saat ini, VW menjual sejumlah model dengan teknologi ini terdiri dari Golf, Passat, dan Tiguan.
CEO Volkswagen Thomas Schafer, mengatakan sistem PHEV dapat diluncurkan dan ditingkatkan produksinya mengingat ketidakstabilan permintaan EV saat ini.
“Ketika kami mengatakan kami akan menawarkan mobil hybrid pada Tiguan, Golf, Passat dan sebagainya, banyak yang mempertanyakannya. Sekarang, kami senang telah melakukannya dan mungkin segera memperpanjangnya,” kata Schafer dikutip dari Autocar, Kamis, 9 Mei.
Meskipun akan bertaruh pada PHEV, Schafer menjelaskan bahwa masa depan mobilitas ialah listrik dan hybrid berperan sebagai jembatan menuju fase terakhir dari elektrifikasi sepenuhnya.
Schafer juga menambahkan, pihaknya akan mengeluarkan sejumlah produk dengan drivetrain yang sama seperti Golf, Passat, dan Tiguan. Ini dilakukan demi produksi kendaraan menjadi lebih efektif demi perluas pasar PHEV.
"Kami akan terus mengembangkannya, tapi apakah perlu membuat drivetrain yang benar-benar baru? Saya rasa tidak,” tegas Schafer.
Sejauh ini, teknologi PHEV dari VW merupakan salah satu yang terjauh di pasaran. Menurut klaim perusahaan, versi PHEV dari Golf, Passat, dan Tiguan dapat menempuh jarak hingga 100 km dengan tenaga listrik murni.
Pencapaian tersebut melampaui pertumbuhan kredit industri yang secara tahunan tumbuh sebesar 12,4 persen pada akhir Maret 2024.
Bank Mandiri juga mengedepankan prinsip kehati-hatian, termasuk melakukan berbagai inisiatif dan inovasi layanan bagi seluruh nasabah dan stakeholder guna mencapai pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Upaya tersebut pun berbuah manis, terlihat dari posisi kualitas aset Bank Mandiri yang lebih baik, dibandingkan dengan lima bank besar. Tercatat, rasio non-performing loan (NPL) Gross bank only yang terus terjaga hingga ke level 1,02 persen per Maret 2024, turun 68 basis poin (bps) dari periode yang sama di tahun lalu yang sebesar 1,7 persen.
Pada saat yang sama, Bank Mandiri juga sangat prudent dan konservatif dalam menetapkan pencadangan kredit, tercermin dari coverage ratio bank only yang berada di level 368 persen. Perbaikan dari sisi kualitas kredit tersebut juga tercermin dari biaya kredit atau cost of credit (CoC) yang terjaga di level rendah yakni 0,99 persen per akhir Maret 2024.
Pertumbuhan kinerja keuangan tersebut juga didorong oleh serangkaian inovasi dan strategi digital Bank Mandiri. Salah satunya melalui Super App Livin’ by Mandiri yang telah mampu mengelola 846 juta transaksi pada kuartal I 2024, meningkat 41,7 persen secara yoy dengan jumlah pengguna mencapai 24,4 juta, melesat 40 persen secara yoy.
Adapun, nilai transaksi Livin’ by Mandiri pada kuartal I 2024 telah menembus Rp921 triliun yang juga tumbuh sebesar 27,4 persen bila dibandingkan dengan periode yang sama dengan tahun lalu.
Kehadiran Livin’ by Mandiri ini telah berkontribusi pada pertumbuhan pendapatan non bunga perseroan, yang tercermin dari fee based income (FBI) Livin’ by Mandiri sebesar Rp557 miliar atau naik 25,5 persen secara YoY.
Sedangkan untuk layanan Wholesale Digital Super Platform Kopra by Mandiri, secara konsisten telah berhasil menjadi market leader untuk transaksi wholesale digital dengan mengelola Rp4.773 triliun transaksi hingga kuartal I 2024.
BACA JUGA:
Selain itu, pertumbuhan pengguna Kopra by Mandiri, juga meningkat lebih dari 2 kali lipat dalam satu tahun terakhir menjadi 200 ribu pengguna per akhir Maret 2024, dimana 93 persen dari giro dikontribusi oleh pengguna Kopra by Mandiri.
Optimalisasi digital tersebut pun berkontribusi pada pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) konsolidasi Bank Mandiri yang mencapai 13 persen yoy dari Rp1.391 triliun di kuartal I 2023 menjadi Rp1.572 triliun di akhir kuartal I 2024. Pertumbuhan ini didorong oleh tabungan yang naik 10,6 persen yoy menjadi Rp607 triliun secara konsolidasi.
Selain mencatat performa keuangan yang positif, sebagai agent of development Bank Mandiri juga terus berkomitmen untuk berkontribusi dalam pembangunan nasional yang mendukung ekosistem berkelanjutan. Komitmen ini diwujudkan dengan penerapan prinsip lingkungan, sosial dan tata kelola atau environmental, social and governance (ESG) Bank Mandiri.
Sehingga secara total, portofolio berkelanjutan Bank Mandiri berhasil tumbuh 14 persen dari Maret tahun 2023, menjadi Rp264 triliun pada akhir Maret 2024. Jumlah tersebut setara dengan 24 persen dari total portofolio kredit Bank Mandiri.