Cara Mendeteksi Penyakit Lupus: Gejala Awal Berupa Ruam hingga Pemeriksaan di Laboratorium
YOGYAKARTA – Cara mendeteksi penyakit lupus memang tidak mudah, perlu memahami apa itu penyakit lupus lebih dulu. Pasalnya penyakit tersebut memiliki gejala yang beragam. Bahkan, tiap penderita punya gejala yang berbeda-beda. Tak hanya itu, gejala lupus juga kerap berubah dari waktu ke waktu sehingga dokter sering terkecoh dengan gajala tersebut.
Salah satu cara paling awal untuk mendeteksi sakit lupus adalah dengan menanyakan gejala yang dialami pasien. Dokter juga akan menanyakan riwayat kesehatan tidak hanya pasien, namun keluarga pasien. Pendeteksian lupus juga dilakukan dengan melakukan sejumlah pengamatan di laboratorium.
Cara Mendeteksi Penyakit Lupus
Dikutip dari AI Care, lupus adalah penyakit autoimun kronis yang dampaknya ke berbagai organ tubuh. Seseorang yang menderita lupus sistem imunitas tubuh akan menyerang organ dalam tubuh karena dianggap benda asing. Akibatnya, organ dalam tubuh pasien akan mengalami radang hingga pembengkakan.
Karena lupus akan menyerang organ dalam, ada beberapa tanda seseorang terkena lupus yakni sebagai berikut.
- Terjadi ruam merah di kulit wajah
- Sel darah merah dan sel darah putih menurun drastis
- Terjadi radang sendi yang berakibat pada nyeri hingga kekakuan
- Gangguan ginjal
- Di beberapa kasus, keterlibatan otak pada penyakit lupus jarang terjadi namun bisa terserang hingga memicu strok, hilang kesadaran, hingga kejang
- Banyak kasus lupus yang terserang organ jantung dan paru, akibatnya terjadi sesak napas hingga gangguan irama jantung.
Dikutip dari situs Dinas Kesehatan Provinsi Nusa Tenggara Barat, gejala utama lupus yang akan terlihat adalah adanya ruam wajah menyerupai sayak kupu atau Buterfly Rash. Selain itu ada gejala lain yang mungkin akan dialami pasien yakni sebagai berikut.
- Sesak napas
- Nyeri dada yang persisten
- Nyeri sendi, bengkak, dan kaku
- Demam dan kelelahan
- Jari dan jari kaki membiru ketika terkena dingin
- Sakit kepala
- Gangguan memori
Diagnosis Lupus
Jika dokter mencurigai seseorang terkena serangan lupus, maka pasien akan menganjurkan beberapa pemeriksaan yakni sebagai berikut, dikutip dari situs Kemenkes.
- Penghitungan sel darah lengkap (complete blood count)
Penderita lupus bisa terkena anemia hingga kekurangan sel darah putih. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan ini.
- Analisis Urine
Penderita lupus akan mengeluarkan urine yang mengandung banyak protein dan sel darah merah. Saat ini terjadi, artinya lupus menyerang organ ginjal.
- Pemeriksaan ANA (antinuclear antibody)
Pemeriksaan ini berguna untuk memeriksa sel antibodiu tertentu dalam darah karena kebanyakan penderita lupus memilikinya. Kebanyakan penderita lupus akan memiliki hasil pemeriksaan positif.
- Pemeriksaan Imunologi
Pemeriksaan ini yakni anti-dsDNA antibody, anti-Sm antibody, antiphospholipid antibody, syphilis, lupus anticoagulant, dan Coombs’ test. Pemeriksaan ini jadi salah satu kriteria penegakan diagnosis SLE.
- Tes komplemen C3 dan C4
Komplemen adalah senyawa yang ada di dalam darah yang membentuk sebagian kekebalan tubuh. Jika SLE aktif, maka level komplemen akan menurun.
Itulah informasi terkait cara mendeteksi penyakit lupus. Kunjungi VOI.id untuk mendapatkan informasi menarik lainnya.