BI Sebut Daya Tahan Ekonomi Indonesia Masih Kuat di Tengah Ketidakpastian Global
JAKARTA - Bank Indonesia menilai ekonomi Indonesia tetap berdaya tahan di tengah meningkatnya ketidakpastian global.
Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan pertumbuhan ekonomi kuartal I 2024 sebesar 5,11 persen year on year (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan pada kuartal sebelumnya sebesar 5,04 persen (yoy).
Direktur Departemen Komunikasi Fadjar Majardi memperkirakan ke depannya, pertumbuhan ekonomi 2024 tetap kuat dalam kisaran 4,7 persen - 5,5 persen (yoy) didukung oleh permintaan domestik, terutama dari berlanjutnya pertumbuhan konsumsi dan investasi bangunan sejalan dengan berlanjutnya pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN).
Fadjar menyampaikan pertumbuhan ekonomi yang meningkat pada kuartal I 2024 didukung oleh permintaan domestik yang lebih tinggi.
"Konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,91 persen (yoy) seiring dengan pelaksanaan Pemilu 2024, hari libur nasional, dan cuti bersama," jelasnya dalam keterangannya, Selasa, 7 Mei.
Selain itu, konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) juga tercatat tumbuh tinggi sebesar 24,29 persen (yoy) didorong oleh aktivitas penyelenggaraan Pemilu 2024 dan momen Ramadan.
Fadjar menyampaikan konsumsi Pemerintah meningkat dengan tumbuh sebesar 19,90 persen (yoy) didorong oleh kenaikan belanja barang, terutama terkait pelaksanaan Pemilu 2024, serta belanja pegawai. Investasi tumbuh sebesar 3,79 persen (yoy) terutama ditopang oleh investasi bangunan seiring berlanjutnya pembangunan infrastruktur.
“Sementara itu, ekspor tumbuh melambat sebesar 0,50 persen (yoy), khususnya ekspor barang sejalan dengan penurunan harga komoditas produk utama ekspor, di tengah permintaan beberapa negara mitra dagang utama yang tetap tumbuh,” tuturnya.
Baca juga:
Fadjar menyampaikan pertumbuhan ekonomi yang meningkat juga tercermin dari sisi Lapangan Usaha dan spasial. Dari sisi Lapangan Usaha (LU), hampir seluruh LU pada triwulan I 2024 menunjukkan kinerja positif dengan pertumbuhan yang tinggi antara lain tercatat pada LU terkait mobilitas terutama Transportasi dan Pergudangan, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, serta Perdagangan Besar dan Eceran.
"LU Industri Pengolahan sebagai kontributor utama pertumbuhan juga tumbuh baik seiring permintaan domestik dan global yang terjaga," ungkapnya.
Sementara dari sisi spasial, Fadjar menyampaikan pertumbuhan ekonomi triwulan I 2024 di sebagian besar wilayah Indonesia lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya, kecuali Sumatera dan Jawa.
"Pertumbuhan tertinggi tercatat di Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua), diikuti Kalimantan, Bali-Nusa Tenggara (Bali dan Nusra), Jawa, dan Sumatera," pungkasnya.