Polisi Thailand Sita 690 Mesin Penambangan Bitcoin Ilegal Senilai Rp38 Miliar
JAKARTA – Dalam upaya memberantas operasi kripto ilegal di Thailand, polisi setempat berhasil menyita 690 unit mesin penambangan Bitcoin senilai 69 juta baht (sekitar Rp38 miliar) dalam razia di sebuah pabrik es terbengkalai di kota Samut Sakhon.
Operasi ini dilakukan pada Rabu 1 Mei setelah polisi menerima laporan tentang penggunaan listrik yang mencurigakan di lokasi tersebut. Petugas menemukan total 690 mesin penambangan Bitcoin yang beroperasi secara ilegal, menandakan operasi penambangan kripto skala besar yang tersembunyi di balik pabrik es.
"Kami menemukan sekitar 690 unit yang digunakan untuk penambangan Bitcoin," ujar Pichetpong Changkaikhon, Kepala Polisi Kota Samut Sakhon, kepada AFP. "Perkiraan nilainya mencapai 69 juta baht."
Selain mesin penambangan, pihak berwenang juga menyita sebuah transformator listrik, laptop, dan kabel aluminium. Seorang warga negara Myanmar ditangkap di lokasi kejadian, dan penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan terhadap beberapa individu, termasuk pemilik pabrik dan penyewa properti.
Razia Penambangan Bitcoin Ilegal
Razia di Samut Sakhon merupakan bagian dari upaya berkelanjutan polisi Thailand untuk memerangi operasi penambangan Bitcoin ilegal di negara tersebut. Operasi penambangan ini dikenal menghabiskan banyak energi listrik yang signifikan, membebani jaringan listrik dan berpotensi menyebabkan pemadaman listrik.
Sebelumnya, pada pekan lalu, petugas dari Divisi Pemberantasan Kejahatan Teknologi juga melakukan razia di sebuah kuil China di Ratchaburi dan sebuah gudang di Samut Songkhram. Mereka menyita total 652 mesin penambangan Bitcoin dari lokasi-lokasi ini dengan perkiraan nilai USD 5 juta (sekitar Rp75 miliar).
Bersamaan dengan tindakan keras terhadap penambangan Bitcoin ilegal, regulator keuangan Thailand juga meningkatkan upaya regulasi mereka di sektor aset kripto. Pekan ini, Otoritas Sekuritas dan Bursa Thailand (SEC) memperingatkan penyedia layanan aset kripto terhadap iklan yang menyesatkan dan penyelenggaraan acara agen broker (IBA) yang tidak sesuai dengan protokol regulasi.
Anek Yooyuen, wakil sekretaris jenderal SEC, menyatakan kekhawatiran badan tersebut terkait pertukaran kripto yang menjanjikan keuntungan tinggi kepada investor dengan cara yang tidak bertanggung jawab.
Selain itu, SEC Thailand juga sedang berupaya untuk memblokir akses ke pertukaran kripto tidak resmi di negara tersebut. Tindakan ini bertujuan untuk melindungi investor dari penipuan dan meminimalkan risiko pencucian uang melalui aset digital.