Menengok Budaya Jepang yang Unik dan Menakjubkan, Sebagian Mirip dengan Indonesia
JAKARTA - Negara Jepang terkenal dengan adat dan budayanya yang menakjubkan. Budaya tersebut dipercaya menjadi penyebab negara Jepang sangat maju dalam hal teknologi dan sumber daya manusia.
Saking populernya, budaya masyarakat Jepang banyak diadaptasi oleh negara-negara lain. Budaya Jepang tersebarluaskan secara masif melalui berbagai media. Ada yang melalui tayangan anime, melalui lagu, film, makanan, dan sebagainya.
Sebelum mengetahui keunikan dan kebiasaan orang Jepang, mari terlebih dahulu mengenal akar sejarahnya. Kebudayaan Jepang kuno juga mendapat pengaruh dari kebudayaan China atau Tiongkok. Adaptasi yang paling kentara, yakni ajaran Budha dan tulisan kanji.
Namun ketika memasuki Zaman Edo, Jepang Menjadi negara yang tertutup. Jepang mulai membatasi hubungan dengan negara lain dan pengaruh asing. Kemandirian inilah yang kemudian menyebabkan negara sakura tersebut memiliki kebiasaan yang cukup identik di ingatan masyarakat dunia.
Menariknya, kalau diamati, sebagian kebiasaan-kebiasaan orang Jepang mempunyai kemiripan dengan kebudayaan di Indonesia. Masyarakat Jepang sangat memperhatikan sopan santun. Di Indonesia disebut dengan tata krama atau dalam istilah Jawa unggah-ungguh.
Berikut beberapa budaya masyarakat Jepang yang unik dan istimewa.
1. Sado
Orang Jepang punya kebiasaan minum teh. Jika anda suka menonton film maupun anime Jepang, pasti akan sering menemui adegan minum teh di sebuah kedai ataupun di rumah. Kebiasaan minum teh ini disebut Sado.
Minum teh menjadi tradisi turun-temurun di Jepang, bahkan menjadi sebuah upacara. Masyarakat Jepang melakukan upacara ini dengan penuh penghayatan. Minum teh dilakukan di ruangan tradisional khusus yang berlantai Tantami.
Sejarah Sado
Tradisi minum teh punya sejarah yang panjang. Sado sudah dilakukan sejak abad ke-9. Dalam teks kuno, Nihon Koki, dikisahkan ada seorang biksu buddha bernama Eichu yang kembali dari China.
Biksu tersebut menemui kaisar dan menyajikan teh. Serangkaian prosesi tersebut kemudian disebut dengan Sado.
Makna Sado
Minum teh bukanlah kebiasaan biasa untuk bersantai-santai. Sado memiliki filosofi yang sangat mendalam bagi orang Jepang.
Mereka meyakini dalam sebuah prosesi minum teh terdapat filosofi Wabi Sabi, yaitu estetika yang mengandung nilai spiritual. Biasanya, dalam upacara sado terdapat instrukturnya. Ia akan mendapingi dan mengarahkan langkah-langkah sado yang benar.
2. Sumo
Jepang mempunyai olah raga beladiri yang sangat populer, yakni Sumo. Meski tergolong sebagai gulat tradisional, namun beberapa masyarakat masih mempraktikannya sampai sekarang.
Biasanya, sumo dilakukan oleh dua pegulat yang memiliki badan gempal. Namun sebenarnya olah raga ini tidak menetapkan aturan berat badan. Faktanya, para pegulat menaikan berat badan mereka agar tidak mudah dirobohkan.
Peraturan pertandingan sumo cukup menarik. Pegulat akan saling menjatuhkan atau saling dorong hingga keluar dari lingkaran arena pertarungan. Jika salah satu pegulat keluar dari ring, maka dia dinyatakan kalah.
Sejarah Sumo
Sumo muncul pertama kali pada era Jepang kuno. Kemudian sumo modern mengalami perkembangan pada Zaman Edo. Menurut sejarah, masyarakat Jepang melakukan olahraga ini untuk menghibur dewa dalam ajaran Shinto.
Makna Sumo
Sumo tak sekadar olahraga, namun di dalamnya terdapat nilai-nilai spiritual. Ritual tersebut dilakukan dalam bentuk purifikasi ring memakai garam, meminum air suci, menggantung miniatur kuil Shinto.
Sebelum memulai pertandingan, para pegulat biasanya akan menepuk tangan. Mereka melakukan gerakan tersebut untuk memanggil dewa. Sementara wasit sumo berdandan seperti pendeta Shinto.
3. Matsuri
Masyarakat Jepang suka sekali menyelenggarakan festival. Dalam bahasa Jepang, ‘festival’ disebut dengan ‘Matsuri’. Berbagai macam festival diselenggarakan di Jepang, tiap tahunnya, mulai dari festival musim gugur, tahun baru, keagamaan, musim panas, dan sebagainya.
Matsuri dilakukan bukan hanya untuk bersenang-senang atau berpesta, namun di dalamnya memuat unsur-unsur spiritual. Masyarakat Jepang menggelar festival untuk menghormati dan menyampaikan syukur atas berkah yang diberikan para dewa.
Setiap penyelenggaraan matsuri selalu disertai dengan mikoshi. Mikoshi adalah miniatur kuil. Para peserta festival akan mengarak keliling miniatur tersebut. Mereka meyakini, mikoshi menjadi kendaraan yang ditumpangi para dewa.
Mikoshi dipanggul oleh orang-orang yang mengenakan kostum Hanten atau Happi. Para pemanggul mengangkat mikoshi di atas pundak mereka sambil berjalan mengelilingi kawasan festival.
Dalam perayaan matsuri juga terdapat sebuah tarian yang bernama Bon Odori. Tarian penghormatan leluhur ini diselenggarakan pada periode Bon (Juli dan Agustus). Akar tarian ini berasal dari kepercayaan Buddha.
Selain sebagai bentuk syukur, matsuri juga dipercaya dapat menyerap bala atau hal buruk, menyucikan diri maupun lingkungan dari malabahaya, dan memohon panen yang berlimpah.
4. Shodo
Shodo merupakan seni tulis dari Jepang. Seni ini disebut sebagai kaligrafinya Jepang. Shodo merupakan gabungan seni menulis dengan konsep sprititual atau inner silence.
Sejarah Shodo
Seni lukis tulisan ini berasal dari budaya China. Shodo mulai dikenal pada masa Dinasti Han. Pada abad ke 6, seni ini baru dikenalkan kepada masyarakat Jepang untuk tujuan komunikasi negara.
Makna Shodo
Shodo memilki banyak nilai bagi masyarakat Jepang. Selain sebagai seni, shodo digunakan untuk berkomunikasi dan mencari pengalam nilai-nilai zen. Dengan menulis Shodo, mereka belajar memahami keharmonisan dan kebijakan dalam sebuah hidup.
Shodo dibuat dari perpaduan puisi, literatur, dan lukisan. Pembuat shodo harus melakukan olah rasa dan olah tubuh. Ketika melukis, mereka akan mengatur emosi, ritem, estetika, serta spiritualitas.
5. Taiko
Taiko merupakan seni musik khas Jepang yang berupa permainan tabuhan drum. Seni musik ini biasanya dibawakan pada saat festival-festival di Jepang dan upacara agama.
Tabuah taiko penuh dengan nuansa semangat. Saat pentunjukannya, para pemain taiko akan mengeluarkan teriakan kata-kata semangat. Mereka bersorak-sorak lantang mengikuti iringan lagu
Sejarah Taiko
Seni musik ini punya sejarah yang panjang. Awalnya taiko bukan berasal dari Jepang, namun dibawa dari Korea dan China pada periode Kofun atau abad ke-6.
Makna Taiko
Seni musik ini berasal dari kalangan petani di Jepang kuno. Mereka melakukan Taiko untuk mengucapkan rasa syukur kepada dewa dan menolak bala.
6. Hanami
Salah satu destinasi wisata favorit di Jepang adalah pemandangan musim gugur dan musim semi.Saat musim semi pengunjung bisa melihat keindahan bunga sakura dan cherry blossom yang bermekaran.
Penanda musim menjadi sesuatu yang penting bagi masyarakat Jepang. Orang Jepang punya kebiasaan khusus bernama hanami. Hanami merupakan tradisi melihat bunga yang berkemarakan pada musim semi.
Makna Hanami
Saat bunga-bunga cherry blossom bermekaran, maka pertada musim semi telah datang. Beserta itu pula diyakini kehidupa baru dimulai kembali. Bunga tersebut punya waktu mekar selam dua minggu, lalu setelahnya akan berguguran.
Masyarakat Jepang mengabadikan momen musim semi untuk merefleksikan diri. Masyarakat Jepang menyaksikan bunga yang gugur dan yang bermekaran seperti siklus kehidupan.
Itu tadi beberapa budaya unik dari Jepang. Setiap budaya mencerminkan bagaimana masyarakat Jepang memaknai hidup. Masyarakat Jepang menganut serta menjalankan budaya tersebut sampai saat ini. Budaya dan kebiasaan tersebut secara tidak langsung berperan membentuk negara Jepang yang dikenal sangat maju, dalam berbagai hal; teknologi, seni, serta ilmu pengetahuan.