34.568 Warga Palestina Tewas di Gaza, PBB Ingatkan Risiko Tragedi Jika Israel Serang Rafah
JAKARTA - Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) memperingatkan risiko tragedi yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata jika Israel menyerang Rafah di selatan Gaza, saat jumlah korban tewas warga Palestina di wilayah kantong itu terus bertambah.
Kepala kemanusiaan PBB Martin Griffiths mengatakan pada Hari Selasa, operasi darat yang direncanakan digelar Israel di Rafah, bisa menjadi tragedi yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.
"Kebenaran yang paling sederhana adalah, operasi darat di Rafah akan menjadi sebuah tragedi yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Tidak ada rencana kemanusiaan yang dapat melawan hal tersebut," kata Griffiths dilansir dari Daily Sabah 1 Mei.
Pernyataan itu disampaikan Griffiths usai Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan di hadapan perwakilan keluarga korban perang dan sandera, pasukannya akan memasuki Rafah baik ada kesepakatan maupun tidak.
"Gagasan bahwa kita akan menghentikan perang sebelum mencapai semua tujuannya bukanlah suatu pilihan. Kami akan memasuki Rafah dan kami akan melenyapkan batalion Hamas di sana, baik ada kesepakatan atau tidak, untuk mencapai kemenangan total," kata PM Netanyahu, melansir The Times of Israel.
Sekutu utama Israel, Amerika Serikat beserta sejumlah negara lain dan badan internasional telah memperingatkan risiko yang ditimbulkan jika Israel tetap melakukan serangan ke Rafah.
"Dunia telah meminta pemerintah Israel selama berminggu-minggu untuk menyelamatkan Rafah, namun operasi darat di sana akan segera dilakukan," kata Griffiths.
Baca juga:
- Rusia Nilai Amerika Serikat Munafik Soal Surat Perintah Penangkapan Pengadilan Kriminal Internasional
- Hamas dan Fatah Bertemu di Beijing, China: Sepakat Lanjutkan Pembicaraan untuk Persatuan Palestina
- Amerika Serikat Sebut Lima Unit Militer Israel Terlibat Pelanggaran HAM Berat, Termasuk Batalyon Netzah Yehuda?
- Sejumlah Negara di Eropa, Karibia dan Amerika Latin Disebut Siap Akui Status Palestina
Apa yang dikatakan PM Netanyahu berbeda kabar sebelumnya. Kepala Staf IDF Letjen Herzi Halevi yang menurut laporan situs berita Israel Ynet, menyetujui rencana final serangan militer ke Rafah dengan rencana memindahkan warga sipil menuju wilayah di Jalur Gaza tengah.
Media Israel mengutip sumber-sumber militer yang mengatakan tentara Israel siap menginvasi Rafah di Jalur Gaza selatan dalam waktu 72 jam, jika kesepakatan gencatan senjata tidak tercapai.
Sementara itu, Kementerian Kesehatan di Gaza mengatakan pada Hari Rabu, jumlah warga Palestina yang tewas di wilayah kantong tersebut telah mencapai 34.568 jiwa dan korban luka-luka mencapai 77.765 orang, sejak konflik Hamas-Israel terbaru pecah pada 7 Oktober 2023 lalu, dikutip dari Xinhua.