Seratusan Paus Pilot Berhasil Diselamatkan Usai Sempat Terdampar di Pantai Australia Barat

JAKARTA - Operasi penyelamatan lebih dari 100 paus pilot berakhir berakhir haru bahagia, dengan mayoritas mamalia tersebut berhasil dikembalikan ke laut setelah sempat terdampar massal pada Hari Kamis.

Tim penyelamat bergegas ke pantai yang terletak di kota pesisir Dunsborough, selatan Perth, untuk merawat paus tersebut.

Itu adalah "pemandangan yang luar biasa," kata Ketua kelompok Penelitian Kelautan Geographe Ian Wiese yang terlibat dalam operasi penyelamatan pada hari Kamis.

"Anda dapat melihat betapa rapatnya (kebersamaan) paus-paus itu. Saya pernah menangani kasus terdamparnya paus sebelumnya, namun tidak pernah sebesar ini," kata Wiese kepada CNN seperti dikutip 25 April.

Departemen Taman dan Margasatwa Australia Barat (DPAW) mengungkapkan, totoal ada 130 paus yang berhasil dikembalikan ke laut dari sekitar 160 paus yang terdampar, dengan setidaknya 28 paus mati.

"Reaksi awal saya melihat ratusan paus yang bergerombol di pantai benar-benar luar biasa. Benar-benar sangat kacau," terang Weise.

"Namun, hasil akhirnya adalah kabar baik, seperti yang sering terjadi pada peristiwa ini, hanya sedikit yang bisa diselamatkan," tambahnya.

Sekelompok penduduk setempat dan petugas satwa liar bekerja sama untuk menjaga hewan-hewan tersebut tetap tegak dan "menjaga lubang sembur mereka tetap bersih," kata Wiese.

Hadir pula petugas satwa liar dari DPAW, serta dokter hewan berpengalaman, berupaya menyelamatkan paus sebanyak-banyaknya.

Kawanan paus dapat kembali ke pantai lagi setelah diselamatkan. Oleh karena itu, pesawat pengintai di daerah tersebut terus mengawasi dan melihat apakah hewan-hewan yang dilepaskan akan kembali ke pantai.

"Sejauh ini, mereka tetap berada di luar pantai," ujar Weise.

Seperti spesies paus lainnya, paus pilot sangat ramah dan sering saling menjaga satu sama lain terutama jika salah satu anggota kelompoknya jatuh sakit atau terluka.

"Paus yang tersisa akan memainkan peran pendukung yang luar biasa ini," terang Wiese.

"Ketika mereka berada di laut, di perairan dalam, tidak ada yang bisa mengganggu proses perawatan tersebut, tetapi jika paus yang terluka berakhir di dekat pantai, akan ada banyak bahaya (bagi kawanan paus) yang datang dan akan menghalangi, ekolokasi tidak berfungsi dengan baik dan sebelum Anda mengetahuinya, Anda akan memiliki satu keluarga (yang terdampar)," paparnya.

Dia menunjuk ke "anak paus yang baru lahir" yang dia lihat di antara kelompok yang terdampar.

"Bayi kecil inilah yang masih memiliki lipatan di badan dan pusarnya yang menempel," kata Wiese.

"Itu mungkin atau mungkin bukan menjadi faktor mengapa hewan-hewan ini sampai terdampar," lanjutnya.

Terpisah, ahli perilaku hewan dan ilmuwan kelautan mengatakan, tingkat kelangsungan hidup paus yang terdampar di pantai rendah, lantaran "hanya dapat bertahan hidup sekitar enam jam di darat sebelum kondisinya mulai memburuk."

Tahun lalu, lebih dari 50 paus pilot mati dalam peristiwa terdamparnya massal di Skotlandia. Pada Bulan yang sama, pejabat satwa liar di Australia Barat mengatakan mereka harus membuat keputusan yang menyedihkan untuk melakukan euthanasia terhadap puluhan paus pilot sirip panjang yang terdampar, setelah upaya penyelamatan untuk mengapungkan mereka kembali gagal membuahkan hasil.