Bulog Baru Serap 329.000 Ton Beras Petani, Dirut: Panennya Pendek

JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengungkapkan bahwa pihaknya baru berhasil menyerap sebanyak 329.000 ton beras petani dalam negeri.

“Saat ini Bulog sudah melakukan pengadaan dalam negeri sebanyak sekitar 633.000 ton setara gabah, atau setara berasnya 329.000 ton,” katanya ditemui di Kantor Bulog, Jakarta, Kamis, 25 April.

Bayu mengungkapkan, tantangan yang dialami Bulog dalam menyerap beras petani dari dalam negeri adalah musim panen yang pendek.

Sehingga, Bulog harus berlomba dengan penggilingan untuk menyerap hasil panen.

“Dari kondisi di lapangan, ada dua kendala besar yang dihadapi. Pertama adalah periode panennya pendek. Dengan jumlah yang banyak tapi waktu yang pendek. Sehingga semua rebutan, rebutan untuk masuk ke Bulog maupun penggilingan-penggilingan padi,” ucapnya.

Bayu juga bilang waktu panen yang pendek ini menimbulkan kendala di mesin pengering. Dimana semua pihak berebut menggunakan mesin pengering mengingat cauca tidak stabil.

“Karena pada saat yang sama mataharinya masih ada dan tiada seperti sore hari ini. Jadi mau dijemur pakai lantai jemur sangat tergantung sinar matahari, padahal mataharinya mendung, kadang hujan,” jelasnya.

Alhasil, kata Bayu, antrean panjang terjadi karena semua petani berusaha untuk menyetor padi ke mesin pengering atau drying yang dimiliki Bulog.

“Jadi itu penuh, antreannya jadi panjang,” tuturnya.

Masalah kedua, sambung Bayu, berkaitan dengan dampak situasi yakni ketersediaan pupuk. Dia bilang, komposisi pupuk yang membuat kualitas gabah tidak optimal.

“Jadi pecahnya banyak, kuningnya banyak. Ini nggak masuk ke tabel persyaratan mutu yang telah ditetapkan. Tapi kalau untuk kadar air kami terpaksa menegakkan disiplin, (sedangkan) kalau untuk yang lain itu kami berusaha mencari cara atau solusinya,” ucapnya.

Bayu mengatakan, hingga saat ini, Bulog memiliki stok beras cukup banyak. Total stok beras yang dikuasai Bulog berkisar di angka 1,45 juta ton.

“Jumlah yang agak banyak ini terjadi karena program bantuan pangan belum berjalan, masih menunggu update data. Mudah-mudahan dalam minggu ini segera selesai, dan nanti kita segera salurkan bantuan pangan itu dalam sisa bulan Mei hingga Juni, untuk tiga bulan jumlahnya,” katanya.