Mentan Amran Berharap Bulog Segera Serap Produksi Jagung Petani Dalam Negeri

JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman berharap Perum Bulog segera menyerap produksi jagung dalam negeri yang saat ini memasuki panen raya terutama di sejumlah sentra seperti Provinsi Gorontalo, agar harga tidak jatuh.

"Sekarang sudah turun Rp3.600 kasihan petani kita, apakah kita mau impor lagi? Kita kan sudah stop impor nih dan jangan sampai berikutnya terjadi impor lagi. Bulog harus bergerak cepat, kami harap betul Bulog bergerak, kenapa? Kalau ini terus menerus seperti ini kapan selesainya itu impor," kata Amran usai meninjau Gudang Jagung Polohumo di Kabupaten Boalemo, Gorontalo, dikutip dari Antara, Senin 22 April.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan kunjungan kerja mengecek gudang jagung di Polohumo, Kecamatan Dulupi Kabupaten Boalemo Provinsi Gorontalo.

Amran mengaku khawatir jika Bulog tak menyerap maka harga jagung di tingkat petani semakin jatuh. Selain menyerap, kata Mentan, Bulog juga harus membeli dengan harga yang wajar alias menguntungkan.

"Jangan sampai petani rugi karena hasil panen lebih murah dari biaya ongkos produksi," katanya.

Karena itu, Mentan berharap petani terus didampingi agar ke depan bisa melakukan produksi.

"Kalau ini dibeli dengan harga menguntungkan aku pastikan tidak ada lagi itu impor. Tapi jangan biarkan petani di saat harga jatuh berjalan sendiri, nah kami minta Bulog supaya serap. Tolong diserap Ini harganya sudah Rp3.600," kata Amran dalam keterangan diterima di Jakarta.

Mentan menegaskan pemerintah saat ini berkomitmen penuh terhadap nasib dan kesejahteraan petani. Hal ini bisa dilihat dari penambahan alokasi pupuk subsidi yang mendapat persetujuan dari Presiden Jokowi. Penambahan ini bahkan cukup besar karena mencapai 100 persen.

"Pupuk sudah naik dua kali lipat, untuk disini (Kabupaten Boalemo) sudah kami tambah, perintah Presiden dan saya sudah tanda tangan. Tolong sampaikan ke seluruh Indonesia bahwa pupuk sudah ditambah Rp28 triliun atau naik dua kali menjadi Rp54 triliun, Jadi urusan pupuk sudah tidak ada lagi masalah," katanya.

Sementara itu, dari sisi kualitas Mentan melihat kondisi jagung hasil panen raya ini cukup bagus dan bisa didistribusikan ke seluruh Indonesia. Oleh karena itu, lanjut Amran, harga yang layak untuk petani di sana harusnya di atas Rp4.200 per kilogram.

"Ini sangat bagus, sangat bagus kualitasnya. Oleh karena itu, harusnya minimal Rp4.200 dibelikan dan tidak boleh dibiarkan menjadi Rp3.600," katanya.

Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo Muljady Mario menjelaskan bahwa sejauh ini produksi jagung di wilayahnya mencapai 1,7 juta per tahun dimana rata-rata sentra mengalami kenaikan. Tahun 2023-2022 akhir misalnya, Gorontalo menyumbang angka ekspor tertinggi secara nasional.

"Dari kuota 200 ribu ton, kita 80 ribu ton angka ekspornya. Jadi dari sisi produksi kami sudah sangat bagus," kata Muljady.

Muljady juga menyampaikan terima kasih atas perhatian Presiden Joko Widodo dan jajaran Kementerian Pertanian yang terus mendukung jalannya produksi jagung. Salah satunya dukungan pemerintah terhadap pupuk yang saat ini mampu dipenuhi secara baik.

"Alhamdulillah kami mendapatkan kemampuan alokasi dengan perjuangan Pak Menteri. Tadinya kita hanya mendapatkan 56 ribu ton, sekarang mencapai 89 ribu ton urea. Tentu masyarakat Gorontalo mengucapkan terima kasih kepada Pak Menteri yang sudah memperjuangkan agar kuota tambahan pupuk ini bisa bertambah di Gorontalo," ucap Muljady.