Menteri ESDM Arifin Tasrif Pertimbangkan Dua Negara Ini Sebagai Alternatif Suplai Minyak Mentah
JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mengungkapkan pemerintah tengah mempertimbangkan mencari negara alternatif untuk memasok minyak mentah di tengah memanasnya konflik antara Israel dan Iran.
Dikatakan Arifin, pihaknya mempertimbangkan beberapa negara di benua Afrika sebagai alternatif karena tidak melalui Selat Hormuz yang terletak di antara dua negara yang mengalami konflik.
“Kami kalau lihat dari pemetaannya, kami bisa lihat kalau dari Afrika kan tidak lewat (Selat Hormuz),” ujar Arifin ketika ditemui di Kantor Ditjen Migas, Jumat 19 April.
Arifin mengatakan, salah satu negara yang tengah dipertimbangkan sebagai alternatif adalah Mozambik. Selain Mozambik, Arifin juga menyebut pihaknya mempertimbangkan negara Guyana yang terletak di Amerika Latin sebagai alternatif lain.
Pemilih Guyana sebagai alternatif lantaran Venezuela masih menerima sanksi AS.
“Bisa juga Latin, Venezuela disetrap. Mungkin ada yang baru, Guyana,” imbuh dia.
Selain mencari pasokan untuk minyak ment, Menteri ESDM juga menyinggung terkait alternatif suplai untuk elpiji jika sewaktu-waktu ada eskalasi konflik di Timur Tengah.
Baca juga:
“Kami bisa lihat yang ada di Australia atau di belahan Benua Amerika yang tidak lewat lintasan (Selat Hormuz). Kalau tidak lewat lintasan itu bisa,” sambung Arifin.
Asal tahu saja, Indonesia saat ini mengimpor setidaknya 240.000 barel minyak mentah per hari, sementara BBM diimpor sebesar 600.000 barel minyak per hari.
"Sumbernya dari Singapura Malaysia dan India karea negara tersebut paling kompetitif dalam menawarkan harga," pungkas Arifin.