Endah N Rhesa di Amerika, Buat Album dengan David Bowie hingga Suarakan Misi Kemanusiaan

JAKARTA - Endah N Rhesa dan Navicula terlibat dalam project Sounds Right di Amerika Serikat. Di sini, mereka membuat album bersama para musisi dari berbagai belahan dunia.

Mereka yang ikut diantranya David Bowie x Brian Eno, Ellie Goulding, AURORA, Navicula x Endah N Rhesa, UMI dengan V dari BTS, Anuv Jain, MØ, London Grammar, Bomba Estéreo, Cosmo Sheldrake, Louis VI, Tom Walker, Aterciopelados, Blinky Bill, dan Los Amigos Invisibles.

Sounds Right adalah sebuah inisiatif musik global baru yang menghadirkan “NATURE” (alam) sebagai seniman dan memungkinkan “alam” menghasilkan dana konservasi dari suaranya sendiri. Diluncurkan menjelang Hari Bumi, inisiatif ini bertujuan untuk memicu konservasi global tentang nilai alam dan mendukung jutaan penggemar musik untuk mengambil tindakan yang berarti untuk melindungi planet kita.

Suara-suara alam (hewan, guntur, sungai, dll) dari seluruh dunia yang terdapat dalam album kompilasi ini dikumpulkan oleh para seniman soundscape dari The Listening Planet dan VozTerra. Sehingga aransemen musiknya ada suara-suara alam yang menyertai karya musik ala Navicula dan Endah N Rhesa yang bertajuk Segara Gunung.

Bukan Kali Pertama

Keterlibatan Endah N Rhesa dalam penciptaan karya untuk kampanye kelestarian lingkungan bukan kali pertama dilakukan. Oktober tahun lalu, sebuah album berisikan kumpulan senandung soal alam telah dirilis Alarm Records dengan tajuk Sonic/Panic.

Selain Endah N Rhesa, 12 musisi/grup musik seperti FSTVLST, Guritan Kabudul, Iga Massardi & Badrus Zeman, Iksan Skuter, Kai Mata & Kashgari, Made Mawut, Navicula, Nova Filastine, Prabumi, Rhythm Rebel, Tony Q Rastafara, Tuan Tigabelas ikut berkontribusi di dalam album ini.

Mereka tergabung dalam Music Declares Emergency (MDE) Indonesia, sebuah aliansi sekaligus wadah bagi para musisi, seniman, serta organisasi yang berkomitmen untuk melindungi kehidupan di bumi. MDE Indonesia merupakan bagian dari kampanye global MDE dengan jargon “No Music on a Dead Planet”.

Bagi Endah, kesempatan ini adalah langkah baik yang bisa dimanfaatkan oleh musisi untuk menyuarakan dan menggaungkan kepedulian para musisi terhadap darurat iklim dan lingkungan di masa mendatang.

Seperti apa yang sudah tergambar dalam lagu Endah N Rhesa bertajuk Plastic Tree di album ini. Menggambarkan dunia tanpa pohon, digantikan oleh replika plastik. Menjadipengingat untuk kita semua soal dampak dari tindakan kita terhadap lingkungan.

“Karena semua di alam itu saling berhubungan. Walaupun imajinasi yang kami bawa di lagu ini, dunia tanpa pohon, tidak ada burung yang bernyanyi dan ayam yang berkokok bisa saja terjadi nanti. Apalagi saat semua digantikan dengan teknologi dan hal artifisial lainnya. Semua jadi terasa menyeramkan. Kita harus selalu ingat ada resiko yang terjadi dari tindakan kita terhadap alam,” ungkap Endah.

Bawa Misi Kemanusiaan 

Dengan semangat kemanusiaan, tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan dalam

kunjungan langsungnya di perilisan Sounds Right, Endah akan berusaha untuk

menyampaikan pesan darurat kemanusiaan mengingat kondisi di Gaza, Palestina dan mengutuk genosida yang masih terjadi di sana.

“Saya meyakini sebelum memperbaiki alam, harus dimulai dari memperbaiki

manusianya terlebih dahulu. Karena tanpa manusia yang punya kebaikan, mustahil alam dapat baik-baik saja.” Ungkap Endah.

Seperti dikutip di akhir lagu Plastic Tree, ada sebuah permohonan maaf yang

disampaikan. Sebuah ungkapan mendasar dari manusia yang harus mampu menyadari perbuatannya ketika sudah bertindak salah.

Semoga niat baik Endah N Rhesa dapat dilancarkan. Apapun yang bisa dilakukanuntuk menyuarakan kebaikan, sudah semestinya kita doakan dan dukung bersama-sama atas nama kemanusiaan dan kelestarian alam.