Konflik Iran-Israel Pengaruhi Harga Minyak, Erick Thohir Minta BUMN Stress Test
JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir meminta agar perusahaan pelat merah melakukan stress test atau uji stres untuk mengetahui kondisi BUMN di tengah eskalasi konflik di Iran-Israel.
Erick bilang dampak eskalasi konflik Iran dengan Israel yang harus dipantau BUMN adalah kenaikan harga minyak dunia.
“Semua BUMN saya minta test stress. Saya minta review capex dan opex-nya,” tuturnya saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu, 17 April.
Kata Erick, dirinya juga meminta agar nantinya masing-masing perusahaan BUMN harus menyerahkan laporan-laporan tersebut seminggu atau dua minggu kedepan.
“Ke semua BUMN, semua Dirut, Dirkeu, Manajemen Risk untuk ngingetin dan saya minta 1-2 minggu lagi mereka coba bikin laporan,” pungkasnya.
Di tengah eskalasi konflik Iran-Israel, Erick mengatakan BUMN-BUMN yang langsung merasakan dalpaknya adalah BUMN di sektor pertambangan, kelistrikan (PLN), dan BUMN pernerbangan seperti Garuda Indonesia.
“Kalau ditanya BUMN mana saja, ya pasti beberapa BUMN ya akan terpengaruh. Seperti tentu BUMN pertambangan, BUMN perlistrikan seperti PLN, dan lain-lain. Garuda ya bisa juga terpengaruh, bisa juga,” tutur Erick.
Baca juga:
Sebelumnya diberitakan, Ekonom Josua Pardede mengatakan. konflik Iran dan Israel jika semakin meningkat akan memicu kenaikan harga minyak dunia. Termasuk juga harga emas.
“Perang tidak hanya akan mengganggu produksi, tetapi juga jalur distribusi. Situasi ini akan memicu lonjakan harga minyak,” kata Josua.
Kepala ekonom Bank Permata itu menuturkan saat ini harga minyak mentah Brent telah mencapai sekitar 90 dolar AS per barel.
Sekadar informasi, Iran adalah salah satu produsen minyak terbesar di dunia dengan produksi sekitar 3,9 juta barel per hari, dengan ekspor minyak mencapai 1,29 juta barel per hari di 2023.
Indonesia merupakan salah satu importir minyak mentah terbesar di ASEAN sehingga akan terdampak jika terjadi kenaikan harga minyak dunia yang signifikan.