Pangdam Jaya Ungkap Penyebab Ledakan di Gudang Munisi karena Amunisi yang Kadaluarsa
BEKASI- Dalam keterangan terbaru terkait ledakan di gudang munisi di Ciangsana, Sabtu malam 30 Maret pukul 18.05, Pangdam Jaya Mayjen TNI Mohamad Hasan menyampaikan analisis terkait penyebab kejadian tersebut.
Menurut Pangdam Jaya, penyebab ledakan diduga berasal dari amunisi yang sudah kadaluarsa dan telah dikembalikan ke gudang. Proses penghapusan amunisi tersebut telah dimulai sejak awal tahun lalu, namun karena prosesnya masih berlangsung, amunisi-amunisi tersebut dikumpulkan terlebih dahulu di gudang.
“Kami menganilisis bahwa ini karena amunisi yang sudah kadarluarsa yang sudah dikembalikan dan kami sudah membuat surat untuk penghapusan sebenarnya dari awal tahun kemarin tapi karena ini berproses, kita kumpulkan dulu kita rapiksan satu per satu,” kata Pangdam Jaya.
Baca juga:
- Granat Diduga Akibat Ledakan Gudang Munisi Ditemukan, Kawasan Nebraska Kota Wisata Disterilkan
- Pangdam Jaya Ungkap Penyebab Ledakan di Gudang Munisi karena Amunisi yang Kadaluarsa
- Ledakan Gudang Munisi di Ciangsana, Bogor, Pangdam Jaya: Tidak Ada Korban Jiwa
- Ambulans Berdatangan di Lokasi Ledakan Gudang Munisi di Bantar Gebang, Bekasi
Pangdam Jaya menjelaskan bahwa kemungkinan penyebab ledakan adalah karena sifat bahan peledak yang sangat labil, terutama pada amunisi yang sudah kadaluarsa. Meskipun gudang tersebut tidak memiliki sistem listrik atau faktor eksternal lain yang dapat menyebabkan ledakan, kemungkinan besar ledakan terjadi akibat kondisi yang labil dari material amunisi itu sendiri.
“Sehingga ini kemungkinan adalah karena seperti bahan peledak kan bahan kimia nih, yang kemungkinan sangat labil dan kami memang tidak pakai lagi nih, jadi kemungkinan seperti itu,” kata Mayjen TNI Mohamad Hasan.
Pangdam Jaya menegaskan bahwa investigasi lebih lanjut akan dilakukan untuk memastikan penyebab pasti dari ledakan tersebut, namun pada saat ini, indikasi kuat menunjukkan bahwa faktor utama adalah kondisi labil dari amunisi yang tersimpan di gudang.