BSI Wujudkan NZE Lewat Program Mitra Plasma Sawit bagi Petani

JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) konsisten mendukung program pemerintah dalam mewujudkan net zero emission (NZE) dengan pembiayaan ramah lingkungan yang membidik sektor pertanian melalui “BSI Mitra Plasma Sawit”.

SVP SME Business BSI Risqi Widayat mengatakan bahwa program “BSI Mitra Plasma Sawit”, sebagai bagian dari produk pembiayaan UKM di bidang agrikultur, ditujukan kepada para petani plasma sawit yang terdaftar sebagai anggota dari koperasi plasma binaan perusahaan inti sawit.

“Produk ini (“BSI Mitra Plasma Sawit”) dapat digunakan untuk pembiayaan project financing pembangunan dan penanaman untuk kebun baru maupun replanting atau peremajaan. Hal ini akan memudahkan petani plasma sawit untuk mengembangkan lahannya agar produktif,” kata Risqi mengutip Antara.

Risqi menjelaskan pembiayaan melalui program tersebut diberikan kepada petani plasma yang tergabung dalam koperasi binaan dari perusahaan inti dengan pola kemitraan.

Salah satu kriteria perusahaan inti yang dapat menjadi offtaker, yaitu telah sertifikasi Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) dan/atau Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO).

Seperti diketahui, kedua sertifikasi tersebut dirancang untuk memastikan bahwa minyak sawit yang dihasilkan telah melewati proses produksi dengan cara yang bertanggung jawab terhadap aspek lingkungan serta sosial masyarakat sekitar.

Kedua sertifikasi tersebut, baik ISPO maupun RSPO, bertujuan untuk mengurangi dampak negatif industri minyak sawit pada lingkungan dan kehidupan masyarakat sekitar.

Menurut perseroan, produk “BSI Mitra Plasma Sawit” juga memiliki peran untuk mengembangkan perekonomian dan taraf hidup para petani. Dalam menghadirkan produk tersebut, perseroan telah mengacu pada regulasi dalam penerapan prinsip keberlanjutan.

Risqi mengatakan perseroan menerapkan delapan prinsip keberlanjutan sesuai dengan peraturan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Prinsip keberlanjutan tersebut mulai dari investasi bertanggung jawab, pendekatan investasi yang mempertimbangkan faktor ekonomi, sosial, lingkungan hidup, dan tata kelola dalam pengambilan keputusan investasi.

“Dengan begitu, diharapkan BSI dapat mengelola risiko secara lebih baik dan menghasilkan keuntungan jangka panjang yang berkelanjutan,” kata dia.

Perseroan mencatat, BSI telah menyalurkan pembiayaan untuk segmen UKM sebesar Rp19,35 triliun yang terbagi ke dalam berbagai sektor. Dari jumlah tersebut, sektor pertanian menyerap sekitar Rp5,53 triliun atau 28,6 persen dari total portofolio pembiayaan UKM perseroan untuk sekitar 60 ribu petani dan 197 koperasi.

Menurut Risqi, BSI juga tetap akan agresif menyalurkan pembiayaan bagi sektor pertanian di tahun 2024 dengan mengembangkan skema ekosistem. Hal ini mengingat pertanian termasuk dalam sektor unggulan berpotensi tinggi untuk pembiayaan di segmen UKM dengan skema bisnis sesuai prinsip syariah dan ramah lingkungan.