Senator Elizabeth Warren Sebut Kripto Digunakan oleh Korea Utara dan Para Penipu

JAKARTA - Dalam sidang Senat Amerika Serikat yang berlangsung pada hari Kamis, Senator Elizabeth Warren menyoroti penggunaan aset kripto oleh Korea Utara dan meningkatnya penipuan kripto yang dikenal sebagai "pig butchering". Warren menegaskan bahwa secara keseluruhan, aset kripto menimbulkan "ancaman terhadap keamanan nasional".

Dalam sesi tanya jawab dengan Laksamana John C. Aquilino dari Komando Indo-Pasifik Amerika Serikat, Warren mengungkapkan bahwa Korea Utara dapat membiayai lebih dari 56 misil balistik antarbenua dengan $1,7 miliar aset kripto yang dicuri pada tahun 2022. Aquilino mengakui bahwa jumlah tersebut tidak mengejutkannya.

Korea Utara telah lama dikenal karena kelompok malware kriptonya, dengan kolektif peretas yang didukung negara seperti Lazarus Group dan mixer kripto Sinbad yang telah dikenai sanksi oleh Departemen Keuangan AS pada November 2023 karena aktivitas ilegal.

Namun, laporan kejahatan kripto tahun 2024 dari firma intelijen blockchain Chainalysis menemukan bahwa dana yang dikirim ke mixer kripto dari alamat ilegal menurun hampir setengah miliar dolar tahun lalu, "kemungkinan besar karena upaya penegakan hukum dan regulasi".

Sidang Senat Bahas Penipuan "Pig butchering"

Kritik Warren terhadap aset kripto tidak hanya berhenti pada Korea Utara. Dalam kesaksiannya, senator tersebut mengklaim bahwa "lebih dari 40.000 orang di Amerika Serikat kehilangan lebih dari $3,5 miliar dalam penipuan kripto 'pig butchering' yang kita ketahui" hanya pada tahun lalu saja.

Penipuan "pig butchering", yang umum di kasus penipuan kripto, melibatkan pelaku yang mengeksploitasi kepercayaan korban untuk meningkatkan jumlah dana yang akan dikirim oleh korban tersebut kepada mereka.

Warren menekankan bahwa "pig butchering hanyalah satu jenis penipuan. [Selain itu] ada banyak lagi. Studi terbaru menemukan bahwa geng kriminal ini telah mencuri dan mencuci lebih dari $75 miliar dalam kripto hanya dalam empat tahun terakhir."

Desak Sahkan UU Anti Pencucian Uang

Selain itu, Senator Elizabeth Warren juga menggunakan sidang tersebut untuk mendorong pengesahan rancangan undang-undang bipartisan yang dikenal sebagai Digital Assets Anti-Money Laundering Act (DAAMLA). RUU ini bertujuan untuk menutup celah dalam pendanaan anti-terorisme sekaligus menerapkan regulasi yang lebih ketat kepada pemain kunci di industri aset digital.

"Saya memiliki rancangan undang-undang bipartisan, yang didukung oleh Republik dan Demokrat, dengan 20 senator yang akan menghentikan ini," ujarnya. "Saya pikir sudah saatnya untuk mengesahkan RUU ini."

Komentar senator tersebut muncul di tengah-tengah percakapan yang meningkat tentang regulasi aset kripto menyusul serangan teroris bulan Oktober lalu di Israel yang dilakukan oleh Hamas dan menewaskan lebih dari 1200 warga Israel.

Seiring dengan kritik Senator Elizabeth Warren terhadap aset kripto dan dorongannya untuk pengawasan yang lebih kuat, ia menghadapi tantangan berat dalam pemilihan senat mendatang: kandidat Republik yang pro-kripto, John Deaton.