'Forever Last' dari Natasya Elvira: Musik yang Melayani Lirik Lagu
JAKARTA - Lirik lagu menjadi elemen penting dalam musik populer. Melalui kata-kata yang dilantunkan, pendengar dapat memahami maksud dan makna dari lagu yang didengar.
Forever Last, single terbaru Natasya Elvira bersama Ardhito Pramono jadi salah satu kasus dimana lirik punya peranan besar dalam sebuah lagu. Penyanyi jazz muda asal Jakarta itu mendasarkan seluruh aransemen musik dari cerita yang dituangkan dalam lirik.
“Lagunya memang base on meaning (berdasarkan makna) sama liriknya, makanya nadanya itu compliment (menyiratkan) liriknya,” kata Natasya Elvira melalui pesan suara kepada VOI baru-baru ini.
Forever Last sendiri berkisah mengenai hubungan dua insan yang telah berakhir. Keduanya menerima kenyataan dan menjalani keputusan untuk berpisah dengan cara yang baik.
Dengan iringan bossanova, Natasya Elvira dan Ardhito Pramono menyanyikan lagu bersamaan dari awal hingga akhir. Tidak ada kejutan dari aransemen yang dihadirkan, bahkan mungkin terkesan membosankan.
Namun, Forever Last justru memperlihatkan kejelian dan kedewasaan Natasya Elvira. Sekali lagi, musik dibuat untuk melayani makna dari lirik lagu.
“Unison, kita nggak ada pecah-pecah suara, karena (menggambarkan) dua insan yang memang sudah sepakat satu suara untuk mengakhiri hubungan. Jadi, ya even putus pun mereka kompak untuk putus. Dan udah nggak ada perselisihan lagi di antara mereka. Mereka tahu bahwa ini jalan hidup yang terbaik untuk mereka berdua,” tutur Natasya.
Tenang dan mengalir, itulah yang ditampilkan di Forever Last. Jadi, lupakan Natasya Elvira yang penuh improvisasi seperti di lagu So Lucky to be Young atau saat tampil di atas panggung. Kali ini, sang penyanyi ingin memperlihatkan keikhlasan, menerima realitas tanpa patah.
“Lagu ini aku buat se-easy listening (mudah didengar) mungkin, karena memang cewek dan cowoknya udah satu suara, nggak bisa lari kemana-mana lagi, memang sudah on the same track (di jalur yang sama) untuk berpisah,” sampainya.
“Dan lagu ini juga pengin meyakinkan orang-orang untuk lebih ikhlas dalam letting go of something and moving on (melepaskan sesuatu dan terus berjalan). Jadi, nggak terlalu banyak akrobat, lebih santai dan membawa yang denger juga untuk menghadapi perpisahan itu dengan lebih legowo,” tandas Natasya.