Pemerintah Serap Rp24 Triliun dari Lelang Tujuh Surat Utang Negara
JAKARTA - Pemerintah menyerap dana Rp24 triliun dari lelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN) pada 13 Maret 2024.
Dalam keterangan resmi di Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis 14 Maret, Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mengungkapkan nominal penawaran yang masuk mencapai Rp58,93 triliun.
Seri yang dilelang di antaranya SPN03240613 (penerbitan baru), SPN12250314 (penerbitan baru), FR0101 (pembukaan kembali), FR0100 (pembukaan kembali), FR0098 (pembukaan kembali), FR0097 (pembukaan kembali), dan FR0102 (pembukaan kembali). Lelang dilakukan melalui sistem lelang Bank Indonesia (BI).
Serapan terbesar berasal dari seri FR0100 dengan nominal dimenangkan sebesar Rp9,1 triliun. Jumlah penawaran masuk untuk seri tersebut yaitu Rp19,43 triliun dengan imbal hasil (yield) rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,61996 persen.
Serapan berikutnya yaitu seri FR0101 yang dimenangkan sebesar Rp4,85 triliun dari penawaran masuk Rp18,86 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan seri tersebut yaitu 6,49000 persen.
Selanjutnya, dari seri FR0102 dimenangkan dana sebesar Rp3,4 triliun dari penawaran masuk Rp6,01 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,93974 persen.
Dari seri FR0098, pemerintah menyerap dana Rp3,1 triliun dari penawaran masuk Rp5,59 triliun. Adapun imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,79994 persen.
Penyerapan berikutnya yaitu dari seri FR0097, di mana pemerintah memenangkan nominal sebesar Rp2 triliun. Penawaran masuk untuk seri itu ialah Rp2,56 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan 6,86660 persen.
Baca juga:
Kemudian, dari seri SPN12250314 diserap dana sebesar Rp1,4 triliun dari penawaran masuk Rp4,19 triliun. Imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan yaitu 6,45857 persen.
Terakhir, pemerintah menyerap dana sebesar Rp150 miliar dari seri SPN03240613. Jumlah penawaran masuk untuk seri tersebut Rp2,27 triliun, dengan imbal hasil rata-rata tertimbang yang dimenangkan sebesar 6,37600 persen.