Misteri Beras Langka, Moeldoko Minta Distribusi Ritel Modern Dipercepat
JAKARTA - Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko menegaskan persoalan beras di Tanah Air memerlukan penanganan secara cepat dan detail. Menurutnya, salah satu permasalahannya terdapat pada distribusi beras dalam ritel modern.
Menurut Moeldoko, di beberapa pasar induk harga beras dalam tren turun serta ketersediaan stok cukup. Namun, terdapat permasalahan dalam distribusi serta harga beras di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) pada ritel modern.
Moeldoko mengatakan perlunya tata kelola penanganan pangan dalam negeri secara menyeluruh, salah satunya dengan melakukan relaksasi satgas pangan. "Utamanya, untuk mengisi dulu wilayah-wilayah yang stoknya terbatas di ritel modern," katanya dalam Rapat Koordinasi Upaya Pengendalian Harga Beras di Gedung Bina Graha, Jakarta, Kamis 29 Februari.
Moeldoko juga mengingatkan agar seluruh pihak untuk berkoordinasi dalam menyelesaikan persoalan beras saat ini.
Selain itu, Moeldoko turut menyorot antrean warga dalam Operasi Pasar, dimana Bulog kehabisan stok beras 5 kilogram (kg). Hal ini disebabkan keterbatasan pengemasan beras Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) dalam isian 5 kilogram (kg).
"Distribusi dan pengemasan ini harus diusahakan secara cepat, supaya tidak ada lagi antrian," tuturnya.
“Tempat antrean juga harus layak, gunakan semua sarana. Pemda, Kepolisian, Kodim semua harus ikut turun dan berpikir lebih detail, jangan asal dan sesuaikan kondisi riil di lapangan,” sambung Moeldoko.
Baca juga:
Terkait permasalahan distribusi beras impor, Moeldoko menegaskan kepada Bulog untuk melakukan koordinasi dengan Pelindo dan Bea Cukai agar mempercepat proses pembongkaran stok beras impor di pelabuhan. "Segera undang untuk bicara soal distribusi (beras), jangan lama di pelabuhan, prioritaskan," ujarnya
Panglima TNI 2013-2015 ini menghimbau masyarakat agar tidak perlu khawatir ataupun panik. Ia menyebut harga beras telah mengalami tren penurunan saat ini dan ketersediaan pasokan beras kualitas medium maupun premium sudah normal.
"Masyarakat tidak perlu panic buying, karena stok ada dan beli secukupnya," pungkasnya.
Pada kesempatan tersebut turut hadir Kementerian Koordinasi Bidang Perekonomian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Sekretariat Kabinet, Badan Urusan Logistik (BULOG) dan Badan Pusat Statistik (BPS).