Rupiah Berpotensi Lanjutkan Pelemahan, Ini Faktornya
JAKARTA - Nilai tukar Rupiah pada perdagangan Selasa 27 Februari 2024 diperkirakan akan kembali bergerak melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Mengutip Bloomberg, nilai tukar Rupiah hari Senin 26 Februari, Kurs rupiah spot di tutup turun 0,21 persen Rp15.630 per dolar AS. Sementara, kurs rupiah Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) ditutup melemah 0,29 persen ke level harga Rp15.635 per dolar AS.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi menyampaikan Fokus saat ini tertuju pada data indeks harga PCE AS, yang merupakan ukuran inflasi The Fed yang akan dirilis akhir pekan ini.
"Data tersebut diharapkan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai inflasi AS setelah serangkaian data yang sulit untuk bulan Desember dan Januari," ucapnya dalam keteranganya dikutip Selasa 27 Februari.
Beberapa pejabat Fed juga akan menyampaikan pidato pada akhir pekan ini, dan diperkirakan akan mengulangi kembali prospek bank sentral mengenai suku bunga yang lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama, di tengah kekhawatiran atas tingginya inflasi
Selain itu, fokus minggu ini tertuju pada data indeks harga konsumen (CPI) Jepang untuk bulan Januari, yang akan dirilis pada hari Selasa. Angka tersebut diperkirakan menunjukkan inflasi inti berada dalam kisaran target tahunan Bank of Japan sebesar 2 persen, sehingga memberikan dorongan yang lebih kecil bagi bank sentral untuk memulai pengetatan kebijakan secara agresif.
Dari sisi internal, Indonesia jauh dari potensi krisis ekonomi, bahkan kemungkinan potensi krisis tersebut juga sangat kecil, masih di bawah 5 persen, walaupun kenaikan harga beberapa barang yang disebut memicu krisis perekonomian Indonesia.
Beberapa kenaikan barang baik BBM dan listrik tidak semuanya benar. Ibrahim melihat untuk peluang kenaikan harga BBM, BBM jenis ron 90 atau Pertalite masih akan dipertahankan di level saat ini.
Baca juga:
Sekalipun memang ada kenaikan harga minyak mentah di pasar internasional, ini akan lebih memengaruhi BBM non subsidi yang volume atau konsumsinya terhadap total keseluruhan cenderung terbatas. Sehingga sekalipun ada kenaikan inflasi yang disebabkan oleh harga BBM non subsidi, dampaknya tidak akan signifikan.
Terkait harga beras memang ada kecenderungan harga masih akan dipengaruhi oleh faktor el nino. Untuk itu pihaknya melihat inflasi bulan Februari 2024 yang akan dirilis BPS di awal Maret, ada kecenderungan inflasi pangan masih relatif tinggi. Namun secara keseluruhan dan sesuai konsensus, inflasi pangan ataupun inflasi secara keseluruhan masih tetap terjaga di bawah 3 persen.
Dari sisi konsumsi masyarakat sendiri jika mengacu pada survei konsumen dan survei penjualan eceran Bank Indonesia, keduanya tidak menunjukkan hal-hal yang mengkhawatirkan atau dalam hal ini terjadi penurunan daya beli masyarakat yang sangat signifikan.
Ibrahim memperkirakan rupiah akan bergerak fluktuatif namun ditutup melemah pada perdagangan Selasa 27 Februari dalam rentang harga Rp15.620- Rp15.670 per dolar AS.