BWF Jawab Tudingan Undian Manipulatif All England 2024

JAKARTA – Federasi Bulu Tangkis Internasional (BWF) menjawab tudingan pemain ganda putra Malaysia, Aaron Chia, terkait undian manipulatif di All England 2024.

Aaron Chia, yang berpasangan dengan Soh Wooi Yik, melayangkan kritik terhadap hasil undian yang langsung mempertemukan mereka dengan kompatriot Goh Sze Fei/Nur Izzuddin.

"Proses pengundian untuk turnamen BWF World Tour dilakukan melalui sistem perangkat lunak, benar-benar acak sesuai parameter peraturan tingkat turnamen masing-masing. Setiap pengundian disetujui oleh wasit turnamen," demikian keterangan BWF dilansir New Straits Times.

"Ini adalah proses yang sama untuk semua pengundian kecuali pengundian manual dilakukan untuk kompetisi permainan grup," lanjut pernyataan itu.

Aaron Chia bukanlah pebulu tangkis Malaysia pertama yang berkoar mengenai hasil undian dari badan bulu tangkis dunia tersebut.

Pada Januari 2020, peraih medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Goh V Shem, juga melayangkan kritik serupa karena bertemu Aaron/Soh di babak pertama.

Goh mengaku sepanjang tahun 2019, mereka menghadapi Ong Yew Sin/Teo Ee Yi sebanyak empat kali, tiga di antaranya terjadi di babak pertama.

Pada Malaysia Open 2024 bulan lalu, pebulu tangkis China, Liu Yu Chen, melalui akun media sosialnya, juga ikut mengkritik BWF. Ia mempertanyakan apakah hasil undian sebuah turnamen dilakukan secara adil.

Dampak dari pertemuan dua pasangan berkewarganegaraan sama di babak awal dapat menghilangkan peluang salah satu pasangan untuk mengamankan poin peringkat yang cukup besar di sebuah turnamen.

Poin yang dikumpulkan selama empat bulan terakhir ini menjadi semakin penting karena masuk hitungan untuk kualifikasi Olimpiade Paris 2024.

Pada 2019, kantor berita pemerintah China, Xinhua, melaporkan bahwa juara Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Chen Long, marah karena harus melawan rekan senegaranya, Lin Dan, di putaran pertama China Open. Dia menyerukan agar undian tersebut perlu dipublikasikan.

Sistem pengundian BWF juga menuai kritik dari pebulu tangkis Anders Antonsen dari Denmark. Kritik tersebut ditulis oleh Antonsen melalui media sosial Facebook miliknya.

"Terlihat berkali-kali para pemain menghadapi lawan yang sama berulang kali di babak pertama, babak kedua, dan perempat final," tulis dia.