Review Film Pemandi Jenazah: Pengingat Kematian yang Bisa Bikin Penontonnya Lupa Bernafas

JAKARTA - Film Pemandi Jenazah yang diproduksi oleh rumah produksi Visual Media Studio telah resmi rilis di bioskop Indonesia sejak tanggal 22 Februari kemarin. Film yang disutradarai oleh Hadrah Daeng Ratu ini menggandeng Aghniny Haque hingga Djenar Maesa Ayu sebagai pemain utama.

Secara garis besar, film Pemandi Jenazah bercerita mengenai seorang wanita muda bernama Lela (Aghniny Haque) yang harus meneruskan profesi ibunya sebagai pemandi jenazah yang ternyata sudah turun temurun dilakukan oleh keluarganya.

Namun, seakan tidak diizinkan untuk memilih pekerjaan untuk dirinya sendiri, pada suatu malam Lela melihat bagaimana sang ibu tiba-tiba meninggal dunia dengan cara yang tidak wajar. Tidak berselang lama, beberapa teman dekat ibunya juga mengalami kejadian yang sama.

Setelah itu, kehidupan Lela berubah dengan banyaknya teror dan kisah misterius yang bermunculan setelah jumlah kasus kematian di kampungnya bertambah.

Sebagai sutradara, Hadrah Daeng Ratu sangat apik mengemas cerita yang disampaikan di dalam film ini, pasalnya alur cerita disampaikan secara detail dan pelan-pelan namun tidak membosankan dan mudah dipahami oleh para penontonnya. Sehingga penonton bisa menikmati setiap emosi yang coba diberikan oleh sang sutradara dalam film ini dengan maksimal.

Hal ini semakin didukung dengan visual yang meyakinkan dan tidak berlebihan yang disuguhkan dalam film pemandi jenazah ini. Contohnya pada penggambaran jenazah yang dibuat serealistis mungkin, begitu pula dengan sosok hantu yang bentuknya tidak dibuat terlalu menakutkan. Meski tidak terdapat adegan sadis namun penonton tetap bisa merasa ketakutan yang diberikan oleh film ini.

Detail-detail yang disuguhkan juga cukup meyakinkan penonton mengenai suasana mencekam yang dibangun oleh para karakter film ini. Seperti detail pada adegan mengkafani setiap jenazah yang baru meninggal yaitu cara membungkus jenazah, penggunaan kapas untuk menutupi wajah hingga penggunaan tanah kuburan asli.

Untuk permainan pemeran utama di dalam film sudah tidak perlu diragukan lagi, seperti chemistry yang dibangun dengan baik antara Aghniny Haque dengan Djenar Maesa Ayu sebagai pasangan ibu dan anak. Kemudian pembawaan Aghniny sebagai Lela yang mampu menunjukkan setiap emosi yang dirasakan oleh karakternya dengan sangat baik.

Hal ini membuat penonton ikut mengalir dalam kehidupan Lela yang berat, penuh teror dan kebingungan yang ia rasakan.

Ketegangan di film Pemandi Jenazah ini juga patut diacungi jempol, meski jumpscare-jumpscare yang ditunjukkan sudah bisa ditebak oleh para penonton namun tetap membuat terkejut. Hal ini didukung dengan cerita yang padat sehingga penonton seakan tidak dibuat bernafas oleh kejutan-kejutan para makhluk di sini.

Bumbu komedi yang diberikan di dalam film ini tidak terlalu memaksa dan tidak menggangu jalannya cerita yang memang fokus pada memberikan ketakutan, sehingga penonton tidak merasa terganggu dengan komedi yang diberikan namun tetap membekas dibayangan.