BI Bakal Perluas Layanan QRIS ke Timur Tengah
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) ungkapkan layanan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) lintas negara atau QRIS Cross Border akan diperluas jangkauannya ke negara-negara di Timur Tengah.
Adapun saat ini layanan QRIS cross border berada di negara seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. Adapun, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Filianingsih Hendarta menyampaikan tingginya minat transaksi masyarakat di luar negeri yang menggunakan layanan QRIS pihaknya akan mencoba untuk memperluas layanan tersebut ke Timur Tengah namun harus memperhatikan beberapa aspek.
"Kita sudah sampaikan untuk cross border ada beberap aspek yang harus diperhatikan pertama MoU antar bank sentral dan antar industri, yang terpenting pengembangan interlinking-nya lalu setelah itu uji coba dan baru implementasinya.” ujarnya dalam konferensi pers RDG Februari 2024, Rabu, 21 Februari 2024.
Dirinya berharap agar segala proses yang dilakukan pihaknya dapat berjalan dengan lancar sehingga dapat segera melakukan uji coba.
Filianingsih mencontohkan seperti negera Jepang yang sudah melewati tahap diskusi yang mendalam, sehingga tinggal menunggu waktu yang tepat untuk uji coba. Sementara Arab Saudi masih dalam tahap diskusi.
BI pun optimistis agar berhasil melakukan kerja sama dengan Arab Saudi lantaran berkaca dengan sebelumnya pihaknya telah memperoleh persetujuan dari Uni Emirat Arab untuk melakukan kerja sama.
Baca juga:
“Kita masih diskusi dengan Arab Saudi, tetapi mungkin sebelum ke Arab Saudi bisa ke Uni Emirat Arab karena kita baru tanda tangan, ini mungkin bisa jadi batu loncatan,” jelasnya.
Sebagai informasi, pada Januari 2024, nilai transaksi digital banking tercatat sebesar Rp5.335,33 triliun atau tumbuh 17,19 persen (yoy). Nilai transaksi Uang Elektronik (UE) meningkat 39,28 persen (yoy) mencapai Rp83,37 triliun.
Adapun, nominal transaksi QRIS tercatat tumbuh 149,46 persen (yoy) dan mencapai Rp31,65 triliun, dengan jumlah pengguna 46,37 juta dan jumlah merchant 30,88 juta, yang sebagian besar merupakan UMKM.
Sementara nilai transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM, kartu debit, dan kartu kredit mencapai Rp692,32 triliun atau naik sebesar 2,58 persen (yoy).