Dogecoin Melonjak Berkat Aksi 'Whale' dan Sentimen Positif Bitcoin
JAKARTA - Dogecoin, aset kripto yang terinspirasi dari meme anjing Shiba Inu, tengah menikmati kenaikan harga yang luar biasa. Dalam sepekan terakhir, harga Dogecoin telah meningkat lebih dari 20%, mencapai level tertinggi sepanjang masa sebesar 0,087 dolar AS (Rp1.358) pada 16 Februari 2024. Apa yang mendorong lonjakan Dogecoin ini?
Salah satu faktor utama yang berkontribusi pada kenaikan Dogecoin adalah aktivitas "whale", yaitu pemegang besar Dogecoin yang melakukan transaksi dalam jumlah besar. Menurut data dari IntoTheBlock, sebuah platform analitik kripto, jumlah transaksi besar Dogecoin, yang disebut-sebut melebihi 100.000 dolar AS (Rp1,56 miliar), mengalami peningkatan yang signifikan.
Dalam 24 jam terakhir, telah terjadi 1.112 transaksi besar Dogecoin, menunjukkan adanya kegiatan yang ramai di antara pemain utama dalam ekosistem Dogecoin. Dalam tujuh hari terakhir, tren ini semakin intensif, dengan transaksi besar mencapai 1.380 pada puncak tujuh hari, dan 959 pada titik terendah tujuh hari.
Volume yang terkait dengan transaksi besar ini juga mencengangkan. Dalam sehari terakhir, volume transaksi besar telah mencapai 12,63 miliar DOGE, setara dengan sekitar 1,09 miliar dolar AS (Rp17,01 triliun). Selama puncak tujuh hari, volume ini melonjak lebih jauh lagi, mencapai 16,2 miliar DOGE (sekitar 1,4 miliar dolar AS atau Rp21,87 triliun). Bahkan selama titik terendah tujuh hari, volume tetap signifikan dengan 8,8 miliar DOGE (sekitar 759 juta dolar AS atau Rp11,84 triliun).
Pentingnya transaksi besar ini tidak dapat dianggap enteng, karena tidak hanya berkontribusi pada volume perdagangan Dogecoin secara keseluruhan, tetapi juga menjadi indikator sentimen pasar dan kepercayaan investor. Ketika "whale" terlibat dalam transaksi besar, hal ini sering menunjukkan keyakinan mereka dalam prospek aset digital tersebut.
Baca juga:
Dogecoin Mengikuti Jejak Bitcoin
Faktor lain yang mendukung kenaikan Dogecoin adalah kinerja pasar Bitcoin, aset kripto terbesar dan terpopuler di dunia. Dalam seminggu terakhir, harga Bitcoin telah naik sebesar 7%, mencapai level tertinggi sepanjang masa sebesar 69.044 dolar AS (Rp1,08 triliun) pada 15 Februari 2024.
Lonjakan Bitcoin ini telah dikaitkan dengan peningkatan adopsi oleh investor institusional dan ritel, yang tertarik oleh potensi Bitcoin sebagai aset alternatif yang tahan inflasi dan diversifikasi portofolio. Salah satu bukti adopsi ini adalah peluncuran dan pertumbuhan produk investasi berbasis Bitcoin, seperti Spot Bitcoin Exchange Traded Fund (ETF).
Spot Bitcoin ETF adalah produk investasi yang melacak harga Bitcoin secara langsung, tanpa menggunakan derivatif atau kontrak berjangka. Spot Bitcoin ETF memberikan akses yang mudah dan aman bagi investor untuk berpartisipasi dalam pasar Bitcoin, tanpa harus membeli atau menyimpan Bitcoin secara langsung.
Beberapa pembuat Spot Bitcoin ETF yang telah mendapatkan persetujuan dari regulator pasar modal AS, SEC, adalah iShares by BlackRock (IBIT) dan Fidelity's Bitcoin ETF (FBTC), yang secara kolektif memegang jumlah BTC yang substansial. Menurut data dari CoinShares, total arus masuk ke dalam Spot Bitcoin ETF mencapai 4,69 miliar dolar AS (Rp73,3 triliun) pada 16 Februari 2024.
Kenaikan Bitcoin ini berdampak positif pada Dogecoin, karena keduanya memiliki korelasi yang tinggi. Korelasi adalah ukuran statistik yang menunjukkan seberapa kuat hubungan antara dua variabel. Korelasi berkisar antara -1 hingga 1, di mana -1 berarti hubungan negatif sempurna, 0 berarti tidak ada hubungan, dan 1 berarti hubungan positif sempurna.
Menurut data dari CoinMetrics, korelasi antara harga harian Bitcoin dan Dogecoin dalam 30 hari terakhir adalah 0,76, yang menunjukkan hubungan positif yang kuat. Ini berarti bahwa ketika harga Bitcoin naik, harga Dogecoin cenderung mengikuti, dan sebaliknya.