BI Sebut Ekonomi NTT Triwulan IV 2023 Tumbuh 4,14 Persen
KUPANG - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Timur melaporkan ekonomi provinsi berbasis kepulauan itu tumbuh sebesar 4,14 persen year on year (yoy) pada triwulan IV 2023.
“Prosentase ini meningkat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 2,08 persen yoy,” kata Kepala Perwakilan BI NTT Agus Sistyo Widjajati dikutip dari ANTARA, Minggu, 18 Februari.
Pernyataan yang disampaikannya itu berdasarkan rilis PDRB Provinsi NTT yang disampaikan oleh Badan Pusat Statistik NTT.
Dia menjelaskan, pertumbuhan ekonomi NTT itu tercatat di seluruh lapangan usaha.
Sementara dari sisi pengeluaran pertumbuhan didorong oleh meningkatnya konsumsi pemerintah , investasi, dan ekspor.
Secara spasial tambah dia di wilayah Bali dañ Nusa Tenggara perekonomian NTT memberikan sumbangan sebesar 22,72 persen dari total perekonomian Bali dan Nusa Tenggara.
“Meningkatnya pertumbuhan ekonomi NTT sejalan dengan pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar dia.
Agus menyebutkan beberapa lapangan usaha yang memberikan dorongan untuk pertumbuhan ekonomi NTT pada triwulan IV 2023 adalah konstruksi sebesar 14,73 persen yoy, disusul penyedia akomodasi dan makanan minum sebesar 14,57 persen yoy.
Selain itu juga ada perdagangan sebesar 3,91 persen yoy, administrasi pemerintahan sebesar 3,29 persen, serta sektor pertanian 1,49 persen yoy.
Kata dia, pertumbuhan lapangan usaha konstruksi didorong oleh berlanjutnya Proyek Strategis Nasional (PSN) berupa bendungan dan pengerjaan Infrastruktur jalan daerah (IJD) melalui Dana Inpres.
Kemudian juga penyelenggaraan beberapa kegiatan di wilayah NTT menjadi faktor pendorong pertumbuhan lapangan usaha penyediaan akomodasi dan makan minum.
Baca juga:
Di sisi lain, pertumbuhan lapangan usaha di sektor perdagangan didorong oleh peningkatan kredit perdagangan. Kendati begitu, pertumbuhan ini tercatat melambat seiring dengan turunnya penjualan kendaraan bermotor.
Meningkatnya realisasi belanja APBD mencapai 86,5 persen dan APBN mencapai 94,7 persen menjadi faktor pendorong pertumbuhan lapangan usaha sektor administrasi pemerintahan.
“Sementara itu, pertumbuhan lapangan usaha sektor pertanian didorong oleh peningkatan hasil tangkapan perikanan,” kata dia.