Bapanas: Beras Bulog Mulai Penuhi Pasar Ritel Modern dan Tradisional
JAKARTA – Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan bahwa sebanyak 50.000 ton beras dari Perum Bulog sudah mulai masuk ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur.
Arief mengatakan bahwa langkah ini merupakan perintah Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar bergerak cepat untuk melakukan penstabilan perberasan nasional bersama Perum Bulog, PT Food Station Tjipinang Raya, Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), dan Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo).
“Beras sejumlah 50.0000 ton oleh Bulog didistribusikan ke PIBC dan kemudian akan dikemas dalam bentuk beras 5 kg dan disalurkan ke ritel modern,” tuturnya dalam keterangan resmi, Selasa, 13 Februari.
Setelah mendapatkan arahan dari Presiden Jokowi, Arief bilang pihaknya koordinasi dengan PERPADI, PIBC, Bulog plus APRINDO untuk mengisi stok di pasar modern maupun tradisional.
“Jadi pertama-tama tugas kita mengisi stok di pasar, sudah dua hari ini kita isi terus stok di modern market. Seharusnya sampai dengan Lebaran, stok beras itu aman dan terjaga,” tandasnya.
Menurut Arief, pengisian stok ini tidak sulit. Pasalnya, saat ini stok beras Bulog sedang banyak mencapai 1,3 juta ton.
“Ini tidak sulit, yang sulit itu kalau tidak ada berasnya, ini kan sekarang berasnya banyak. Ini karena Bulog sampai hari ini punya stok beras total 1,3 juta ton dan ini sudah dipersiapkan oleh pemerintah dari jauh-jauh hari. Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) itu harus ada,” kata Arief.
Meski begitu, Arief mengajak masyarakat luas untuk terus menerapkan belanja dengan bijak yang wajar dan sesuai dengan kebutuhan. Hal ini penting agar pemerataan dapat terjadi di setiap elemen masyarakat.
Baca juga:
“Yang perlu dijelaskan kepada masyarakat luas, kalau kita itu masak di rumah ya 5 kilogram (kg), 10 kg cukup ya. Tapi kalau belinya sampai 5-10 ton, itu pasti pedagang. Jadi kalau di ritel itu memang belinya yang kemasan kecil 5 kg. Kalau tidak dibatasi, nanti stok di toko cepat habis. Teman-teman di ritel kan juga tidak mau stoknya kosong,” jelas Arief.
“Jadi masyarakat belanja seperlunya saja, tidak usah khawatir, karena akan dipenuhi seluruhnya. Kalau memang kebutuhan sebulan misalnya 2-3 pack, tidak perlu sampai 10 pack. Kalau rumah tangga 2 pack itu sudah cukup banget. Semua ini tujuannya untuk pemerataan. Jadi jangan dikatakan beras dibatasi 2 pack karena stok kurang,” sambungnya.
Selanjutnya, Arief bilang pihaknya akan mempersiapkan panen besar yang kemungkinan ada di Maret. Fokusnya adalah menjaga harga di tingkat petani agar tidak mengalami depresiasi berlebihan.
“Nah bulan depan, ini kita mulai sekarang sudah harus siapkan bagaimana menjaga harga di tingkat petani supaya tidak jatuh. Biasanya kalau panennya sudah mulai di atas 2 juta sampai 3 juta ton, harga gabah di tingkat petani mulai jatuh. Jadi ini yang harus kita jaga,” ungkapnya.