TPS Rawan Banjir di NTB Dipindahkan, KPU: Pemilihnya Tetap, Hanya TPS Pindah Lokasi Saja

NTB - Komisi Pemilihan Umum (KPU) meminta KPU kabupaten dan kota terdampak banjir di Nusa Tenggara Barat (NTB) memindahkan tempat pemungutan suara (TPS) ke lokasi yang lebih aman dari bencana alam.

Ketua KPU NTB Muhammad Khuwailid mengatakan, pemindahan tersebut bukan merelokasi TPS, melainkan memindahkannya ke lokasi yang memungkinkan tidak terdampak banjir. Namun, lokasinya masih di wilayah yang sama.

"Terkait kendala cuaca yang terjadi di Kota Bima dan Sumbawa sehingga banjir beberapa hari lalu kita sudah minta agar TPS dipindahkan ke lokasi yang aman," ujarnya.

Ia mengatakan pemindahan TPS dari posisi semula bukan berarti juga memindahkan pemilih ke TPS lain. Namun, hal tersebut merupakan langkah mitigasi bencana.

"Pemilihnya tetap, hanya TPS pindah lokasi saja untuk memungkinkan tidak terkena banjir saat datang ke TPS," kata Khuwailid.

Khuwailid mencontohkan pemindahan TPS seperti halnya yang terjadi di Kabupaten Sumbawa dan Kota Bima yang terdampak banjir pada Jumat 9 Februari.

Untuk mengatasi hal tersebut, kata dia, pihaknya sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah, termasuk KPU kabupaten dan kota serta aparat keamanan untuk pemindahan TPS tersebut.

Pasalnya saat banjir yang terjadi di kabupaten tersebut, kata dia, banyak kartu undangan yang hanyut saat banjir tersebut.

Oleh karena itu, kata dia. selain memindahkan TPS, KPU juga memperkuat penyelenggara di tingkat KPPS untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.

Sebelumnya empat kabupaten dan kota di Pulau Sumbawa, NTB diterjang banjir pada Jumat 9 Februari.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, Ahmadi menyebut tiga kabupaten dan satu kota di NTB itu diterjang banjir, meliputi Kabupaten Sumbawa, Dompu, Bima dan Kota Bima.

"Dugaan penyebabnya macam-macam. salah satunya hujan yang merata dengan intensitas tinggi sejak siang hingga sore hari kemarin di Pulau Sumbawa," ujarnya.

Selain itu, topografi Pulau Sumbawa yang terdiri dari bukit-bukit dan gunung-gunung menyebabkan air limpasan dari daerah aliran sungai (DAS) semakin mempercepat air menuju hilir yang dihuni warga perkotaan.

"Belum lagi vegetasi hutan kita yang sudah menipis sehingga tidak lagi bisa menahan air menjadi salah satu faktor penyebab banjir," kata Ahmadi.

Untuk wilayah yang terdampak terendam banjir, kebanyakan warga yang selama ini bermukim di bantaran sungai dan wilayah yang berdekatan dengan aliran sungai.

"Saat ini kondisi air sudah surut dan warga yang rumahnya terendam banjir membersihkan rumah mereka dari lumpur dan sampah," tuturnya.

Namun demikian, dari laporan sementara banjir yang melanda empat kabupaten dan kota di Pulau Sumbawa itu, tidak menimbulkan korban jiwa.