Toilet Danau Toba Mau Dibersihin Swiss, Luhut: Siapa Saja Tidak Masalah

JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan angkat bicara mengenai perusahaan asal Swiss , Mister Loo, yang dikabarkan akan membangun toilet umum atau WC di kawasan wisata Danau Toba, Sumatera Utara. Ia mengatakan, proyek tersebut terbuka untuk pihak manapun, tidak terkecuali asing.

"Sebenarnya ada beberapa (perusahaan dalam negeri). Buat kita sih mana aja. Saya bikin Mister Loo itu satu dari pilihan kita ajak dia, apakah nanti dia finalnya akan jadi? Ya kita tidak tahu. Kemarin teman saya bilang 'boleh enggak kita masuk bang', saya bilang masuk saja, tidak ada masalah," kata Luhut Pandjaitan dalam acara CNBC Outlook 2021, Kamis, 25 Februari.

Luhut menekankan pihaknya membuka pintu bagi siapapun pelaku usaha yang mampu membangun proyek di dalam negeri. Namun, tentunya hasil pembangunan proyek harus memiliki standar yang sesuai dengan target pemerintah.

"Yang jadi masalah mungkin kadang-kadang orang merasa karena pangkatnya sudah tinggi tidak mau ngurusin WC lagi. Padahal kalau tidak ada WC kita datang ke situ," tuturnya.

Menurut Luhut, toilet umum sangat penting untuk menunjang pariwisata. Sebab, jika fasilitas ini tidak dibuat nyaman, akan membuat wisatawan kapok untuk datang kembali destinasi wisata tersebut.

Lebih lanjut, ia mengatakan, hingga kini program CSR pembangunan dan pemeliharaan sarana sanitasi di Danau Toba terus berjalan. Salah satunya dengan melibatkan Pertamina untuk membangun 25 WC di sana.

Menurut Luhut, tidak hanya Danau Toba yang akan dibangun fasilitas toilet umum yang bagus, namun juga destinasi lain seperti Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Borobudur di Jawa Tengah.

"Nanti di Borobudur, di mana saja tempat wisata itu harus ada WC-nya. Kita mau kontrakin siapa aja, kalau ada perusahaan Indonesia boleh saja. Kita welcome. Kalau ada perusahaan anak-anak Indonesia kita lebih senang," ucapnya.

Luhut juga mengaku kaget, penyedia toilet asal Swiss tertarik untuk berinvestasi di Danau Toba. Dia mengatakan, proyek ini belum final dan masih terbuka untuk perusahan dalam negeri.

"Saya juga kaget tanya sama Odo staf deputi saya: Do ini beneran (Mister Loo mau investasi), terus yang dari pribumi?, Iya pak, belum ada pak. Yaudah undangin lagi mana yang jadi gitu," tuturnya.

Sebelumnya, kualitas WC umum atau toilet di Indonesia memperoleh penilaian yang rendah dalam Travel and Tourism Competitive Index. Bahkan lebih rendah dibanding dengan negara-negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, dan Filipina. Karena itu, pemerintah menggandeng penyedia toilet dari Swiss untuk memperbaiki kualitas.

Deputi Bidang Koordinasi Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) Odo RM Manuhutu mengatakan, pemerintah terbuka untuk mendorong perbaikan sarana dan prasarana toilet umum dari pihak manapun, tidak terkecuali asing.

"Satu yang paling rendah yang diperoleh Indonesia  adalah kualitas WC Umum-nya. Nilainya di bawah 4. Kenapa Mister Loo? Semua perusahaan kita terbuka. Kebetulan saja ada Mister Loo yang memiliki standar tertentu, jadi mari kita gunakan standar yang terbaik," katanya dalam konferensi pers virtual, Jumat, 19 Februari.

Menurut Odo, sama halnya ketika berkunjung ke mal di mana ada standar tertentu, pemerintah ingin hal tersebut juga terjadi ketika wisatawan mengunjungi destinasi pariwisata di Indonesia.

"Jadi melihatnya lebih kepada upaya kita untuk meningkatkan kompetitif indeks kita," ucapnya.

Lebih lanjut, Odo mengatakan, upaya pemerintah memperbaiki kualitas toilet umum juga dilakukan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi wisatawan baik domestik maupun internasional.

"Sehingga bisa wisatawan domestik atau internasional pada saat melakukan kunjungan ke spot-spot paling tidak memperoleh pelayanan yang prima," ujarnya.