Dengar Curhat Guru Madrasah, Muhaimin Janji Perjuangkan Nasib Para Pendidik
BANYUWANGI - Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar mendengarkan curahan hati (curhat) ratusan guru madrasah di Lembaga Pendidikan Ma'arif Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Aspirasi itu diwakili oleh Ketua Guru Nahdliyin Bersatu Banyuwangi Yusuf Mustofa kepada Muhaimin.
Dia mengatakan jika Muhaimin terpilih sebagai wakil presiden harap memperhatikan nasib guru-guru madrasah untuk semua jenjang pendidikan. Perhatian itu dalam bentuk pengangkatan sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Dia juga meminta peningkatan bantuan sarana dan prasarana madrasah ini nyata, bahwa infrastruktur madrasah jauh ketinggalan dari pendidikan yang lain.
"Saya mewakili teman-teman guru, kepala sekolah madrasah se Kabupaten Banyuwangi, mohon memperhatikan nasib guru-guru dan sarana prasarana untuk proses belajar mengajar," harapnya dilansir ANTARA, Rabu, 7 Februari.
Dia mengungkapkan para guru madrasah dituntut assesmen madrasah yang berbasis digital dan komputer oleh pemerintah, tetapi sarana prasarana teknologi dan informasi, harus dicari sendiri.
"Ini fakta di madrasah, kami cari sendiri, bahkan pinjam, bahkan nyewa," ungkapnya.
Selanjutnya, peningkatan bantuan Program Indonesia Pintar (PIP). PIP yang ada di madrasah ibtidaiyah saat ini, kata Yusuf, jauh dari cukup, yang diajukan oleh madrasah di wilayah. Dia mencontohkan, di satu sekolah, siswa yang layak mendapatkan misalnya 50 orang, tetapi yang diberikan hanya 4 orang.
Baca juga:
- Mahfud Bicara Pilpres: Lihat Perjalanan Hidupnya, Tidak Masuk Akal Kalau Pernah Melanggar HAM
- Ganjar Sindir Ada 3 Jenderal Mencla-mencle di Pilpres 2024: Ada Luhut, Wiranto hingga Agum Gumelar
- Survei Populi: 79,9 Persen Masyarakat Ingin Pilpres Satu Putaran
- Pemesan Tiket Kumpul Akbar AMIN di JIS Capai 3,5 Juta Orang, Diklaim Kalahkan Coldplay
Kemudian, pembangunan infrastruktur akses jalan menuju sekolah-sekolah madrasah. Karena faktanya sampai saat ini, masyarakat itu enggan, karena akses jalan menuju ke madrasah tidak layak.
"Inilah beberapa kendala yang kami alami, khususnya lembaga madrasah di bawah naungan NU," ungkapnya.
Sementara itu, Muhaimin Iskandar menegaskan curhatan itu menjadikan motivasi dan semangat untuk memberikan perubahan kepada mereka.
"Para guru, pejuang-pejuang pendidik anak, yang melahirkan generasi akan datang ini harus mendapatkan perhatian," katanya.