Band Rock Bi-2 Selamat dari Deportasi ke Rusia dan Diizinkan Mengungsi di Israel

JAKARTA - Band alternative rockanti-perang Bi-2 dibebaskan dari penjara di Thailand, tempat mereka menghadapi deportasi ke Rusia.

Tujuh anggota band yang merupakan kritikus Vladimir Putin itu ditangkap pada Kamis, 25 Januari setelah konser di resor pantai populer di Phuket. Mereka diduga gagal mendapatkan dokumen kerja yang diperlukan.

Lima dari anggota Bi-2 bepergian menggunakan paspor Rusia dan setidaknya empat anggota lainnya dilaporkan berkewarganegaraan Israel, menurut Associated Press.

Sementara itu, kibordis tur band, Gleb Kolyadin, yang juga merupakan bagian dari band Iamthemorning, saat ini tinggal di Inggris.

Rekan Kolyadin di Iamthemorning, Marjana Semkina, melalui laman Facebooknya pada 31 Januari mengungkapkan bahwa semua anggota Bi-2 bersama Kolyadin telah dibebaskan.

"Teman-teman!!! Mereka keluar!!! Selamat di pesawat ke Israel. Tidak sabar untuk menyambutnya kembali ke Inggris,” di memulai postingannya.

“Kami masih sedikit khawatir tentang potensi masalah di perbatasan Israel tetapi tentunya semuanya akan baik-baik saja setelah berita tersebut menjadi begitu besar di berita internasional. Saya juga tahu bahwa pihak berwenang Inggris berada di lokasi kemarin. Terima kasih banyak atas bantuan, kiriman, email, berbagi petisi, dan dukungan moral kalian. Saya sendiri sangat membutuhkannya. Saya akan terus mengabari kalian," dia melanjutkan.

Pengumuman pembebasan Bi-2 muncul beberapa jam setelah politisi Rusia Andrei Lugovoy, anggota majelis rendah parlemen Rusia, menyebut band tersebut sebagai “sampah” karena kritik terbuka mereka terhadap operasi militer Rusia di Ukraina.

Rusia sebelumnya mengecam dua pendiri Bi-2, Aleksandr “Shura” Uman dan Yegor “Lyova” Bortnik, karena mengkritik oposisi militer negara tersebut terhadap Ukraina.