Bank Mandiri Catat Penyaluran Kredit Naik 16,3 Persen Tembus Rp1.398,1 Triliun
JAKARTA - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menorehkan penyaluran kredit sebesar Rp1.398,1 triliun, naik 16,3 persen (yoy) melampaui pertumbuhan kredit industri yang sebesar 10,38 persen (yoy).
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menjelaskan pertumbuhan kredit yang impresif terjadi di seluruh segmen, salah satunya didominasi oleh kredit korporasi yang mencapai Rp490 triliun pada akhir 2023, tumbuh 18,3 persen (yoy).
Selain itu, kredit komersial juga menorehkan kinerja positif dengan pertumbuhan tertinggi dibanding segmen lain yaitu sebesar 21,2 persen (yoy) menjadi Rp238 triliun di akhir 2023.
"Dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi, Bank Mandiri berkomitmen untuk bersama-sama mendorong keberlanjutan ekonomi di sektor-sektor potensial pada masing-masing wilayah termasuk segmen SME (small medium enterprise) dan Mikro,”ucapnya dalam konferensi pers kinerja Bank Mandiri virtual, Rabu, 31 Januari 2024.
Adapun, segmen SME tumbuh mencapai 14 persen (yoy) menjadi Rp77 triliun. Selanjutnya segmen mikro tumbuh mencapai 10,4 persen (yoy) menyentuh Rp168 triliun.
Pertumbuhan ini juga diimbangi dengan kualitas aset yang terus membaik. Per akhir 2023, rasio Non Performing Loan (NPL) Bank Mandiri secara bank only berhasil turun sebesar 86 basis poin (bps) secara (yoy) ke level 1,02 persen.
Meski NPL relatif menurun, perseroan tetap menjaga rasio pencadangan (NPL coverage ratio) di level konservatif yakni sebesar 384 persen.
“Kinerja keuangan Bank Mandiri sepanjang tahun 2023 menunjukkan momentum yang baik dan on track serta diikuti dengan penerapan prinsip kehati-hatian yang matang, terlihat dari kualitas aset yang terus mengalami perbaikan. Kami optimis di 2024 ruang pertumbuhan kinerja masih terbuka,” tuturnya.
Darmawan juga menyampaikan fungsi intermediasi tersebut juga diimbangi dengan pertumbuhan DPK secara konsolidasi yang tumbuh sebesar 5,78 persen (yoy)menjadi Rp1.577 triliun di tahun 2023.
Baca juga:
Darmawan menambahkan, pertumbuhan DPK ini didorong oleh peningkatan dana murah sebesar 7,05 persen secara tahunan, yang ditopang oleh pertumbuhan giro sebesar 7,92 persen (yoy) menjadi Rp585 triliun dan tabungan yang meningkat 6,19 persen (yoy) menjadi Rp587 triliun.
Menurut Darmawan pertumbuhan tersebut turut mendorong komposisi dana murah terus meningkat mencapai 74,3 persen secara konsolidasi dan 79,4 persen secara bank only, serta berkontribusi menjaga biaya dana atau Cost of Fund (CoF) bank only di level yang rendah sebesar 1,75 persen.
“Peningkatan dana murah tidak terlepas dari inisiatif digital Bank Mandiri di sepanjang tahun 2023. Sampai dengan akhir 2023 posisi rasio CASA secara bank only telah menembus 79,4 persen, rekor tertinggi sepanjang sejarah Bank Mandiri,” tuturnya.