Kepala Organisasi Kesehatan Dunia Prihatin Kondisi di Gaza Sangat Buruk, Israel Salahkan WHO
JAKARTA - Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan gencatan senjata dan solusi permanen konflik Israel-Palestina, menggambarkan kondisi yang terjadi di Gaza sebagai 'neraka'.
Direktur Jenderal WHO Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, yang pernah mengalami perang ketika masih kecil dan anak-anaknya bersembunyi di bunker selama pemboman dalam perang perbatasan Ethiopia dengan Eritrea pada tahun 1998-2000, menjadi emosional ketika menggambarkan kondisi di wilayah Gaza yang dibom, di mana korban tewas telah lebih dari 25 ribu jiwa.
"Saya sangat percaya karena berdasarkan pengalaman saya sendiri, perang tidak membawa solusi, kecuali lebih banyak perang, lebih banyak kebencian, lebih banyak penderitaan, lebih banyak kehancuran. Jadi mari kita pilih perdamaian dan selesaikan masalah ini secara politis," kata Dr. Tedros kepada Dewan Eksekutif WHO dalam diskusi darurat kesehatan Gaza di Jenewa, Swiss, melansir Reuters 26 Januari.
"Saya pikir Anda semua telah mengatakan solusi dua negara dan seterusnya, dan berharap perang ini akan berakhir dan menuju solusi yang benar," ujarnya, menambahkan situasi di wilayah kantong Palestina itu sebagai "tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata".
Dalam pidato yang sama, Tedros memperingatkan lebih banyak orang di Gaza akan meninggal karena kelaparan dan penyakit.
"Jika Anda menambahkan semua itu, saya pikir tidak mudah untuk memahami betapa buruknya situasi saat ini," getirnya.
Terpisah, Duta Besar Israel mengatakan komentar Tedros mewakili "kegagalan kepemimpinan sepenuhnya".
"Pernyataan direktur jenderal tersebut merupakan perwujudan dari segala sesuatu yang salah dengan WHO sejak tanggal 7 Oktober. Tidak ada penyebutan sandera, pemerkosaan, pembunuhan warga Israel, atau militerisasi rumah sakit dan penggunaan perisai manusia yang tercela oleh Hamas," kata Meirav Eilon Shahar dalam komentar yang dikirim ke Reuters.
Dia juga menuduh badan kesehatan global tersebut melakukan "kolusi" dengan Hamas, dan mengatakan bahwa WHO menutup mata terhadap aktivitas militer Hamas di rumah sakit Gaza.
Baca juga:
- Kremlin Sebut Kebijakan Anti-Rusia Barat Tengah Berada di Titik Puncak
- Menlu AS Minta Israel Lindungi Warga Sipil Usai Serangan Terhadap Penampungan Pengungsi PBB
- Kementerian Kesehatan Sebut 20 Orang Tewas dan 150 Luka-luka Akibat Serangan Israel Hantam Antrean Bantuan Makanan
- Protes Harga Rendah hingga Keringanan Pajak: Petani Prancis Blokir Jalan, Buang Produk Impor
Diketahui, Israel melancarkan kampanye militer untuk melenyapkan Hamas, setelah kelompok militan itu menyerbu Israel pada 7 Oktober dan membunuh 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera lebih dari 200 orang kembali ke Gaza.
Sedangkan di Gaza, sekitar 25.900 orang tewas dan 64.110 lainnya luka-luka akibat kampanye militer Israel, mengutip Al Jazeera.