Tolak Pernyataan PM Netanyahu di DK PBB, Menlu Retno: Tujuan Akhir Israel Menghapus Palestina dari Peta Dunia
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi tegas menolak pernyataan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, terkait keberatannya atas ide gagasan Negara Palestina, sebagai bagian dari solusi dua negara.
Menlu Retno menyampaikan hal tersebut dalam Open Debate "The Situation In The Middle East, Including The Palestinian Question" yang digelar DK PBB di New York, Amerika Serikat Hari Selasa waktu setempat.
"Pada tanggal 18 Januari, Perdana Menteri Netanyahu secara terbuka menyatakan dia tidak akan mengizinkan berdirinya Negara Palestina," kata Menlu Retno, mengutip keterangan Kementerian Luar Negeri RI, Rabu 24 Januari.
"Indonesia menolak keras pernyataan tersebut. Pernyataan ini tidak dapat diterima," tegasnya.
"Hal ini menegaskan tujuan akhir Israel untuk menghapus Palestina dari peta dunia," tandasnya.
Lebih jauh Menlu Retno mengatakan, ancaman perang besar-besaran di Timur Tengah adalah bahaya yang nyata, menanyakan apakah Dewan Keamanan PBB akan tinggal diam terkait itu.
"Akankah Dewan ini tinggal diam menghadapi niat tersebut? Ancaman perang besar-besaran di Timur Tengah adalah bahaya yang nyata," ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Menlu Retno menekankan tiga hal terkait dengan situasi yang terjadi di Gaza saat ini.
"Pertama, kami menuntut gencatan senjata segera dan permanen," ujar Menlu Retno.
Dijelaskan olehnya, ini akan menjadi penentu segalanya, dan terpenting, ini akan memberi ruang untuk mengatasi situasi kemanusiaan di Gaza, mulailah melakukan upaya pasca-konflik rekonstruksi, dan proses solusi dua negara.
Pada saat yang sama, lanjut Menlu Retno, sangat penting untuk mendukung pekerjaan UN Senior Humanitarian and Reconstruction Coordinator untuk membuka jalan bagi pemberian bantuan kemanusiaan di Gaza.
"Kedua, Palestina harus segera diberikan keanggotaan penuh di PBB," lanjut Menlu.
Menlu Retno menilai, hal ini penting untuk memulai upaya yang adil dan seimbang dalam mencapai solusi dua negara dan untuk menghentikan agresi brutal Israel.
"Dan ketiga, menghentikan aliran senjata ke Israel," kata Menlu Retno.
Baca juga:
- Pidato di DK PBB, Menlu Retno: Kita Punya Tanggung Jawab Menegakkan Hukum Humaniter Internasional
- Gelar Operasi di Militer di Khan Younis, Israel: Area Ini Lebih Menantang Sehingga Rencana Kami Terkena Dampaknya
- Tank dan Bangunan Meledak, 21 Tentara Israel Tewas dalam Perang di Gaza Selatan.
- Gedung Putih Sebut Israel Punya Hak untuk Membela Diri, Tapi Rumah Sakit Harus Dilindungi
Dikatakan Menlu Retno, setiap senjata yang dikirim ke Israel dapat digunakan untuk membunuh warga sipil yang tidak bersalah.
Diketahui, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyampaikan keberatannya terhadap ide gagasan pembentukan Negara Palestina, sebagai bagian dari solusi dua negara untuk mengakhiri konflik Palestina-Israel.
Tak hanya Indonesia dan negara-negara mayoritas Muslim, Amerika Serikat sebagai sekutu tradisional Israel dan sejumlah negara Barat, juga mendukung solusi dua negara dengan kemerdekaan Palestina.