Investigasi Kecelakaan Kereta di Cicalengka dan Jatim, Menhub: Kemungkinan Pelanggaran SOP
JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan investigasi penyebab kecelakaan tabrakan kereta api (KA) Turangga dan KA lokal Bandung Raya masih terus berjalan. Termasuk juga terkait anjloknya KA Pandalungan.
Seperti diketahui, saat ini Kemenhub bersama dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tengah menginvestigasi penyebab kecelakaan KA Turangga dan KA lokal Bandung Raya, dan anjloknya KA Pandalungan.
Namun, sambung Budi, berdasarkan investigasi selama ini, penyebab kecelakaan tersebut karena faktor keselahan manusia atau human error.
“Jadi dari apa yang kita amati sementara ini memang KNKT belum memberikan suatu results (hasil), ada satu kemungkinan bahwa ada kesalahan teknis pelanggaran SOP berarti faktor manusia dan hal-hal lain yang sedang kita identifikasi,” katanya dalam rapat kerja dengan Komisi V DPR, di Gedung DPR, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 18 Januari.
Budi juga mengaku sudah melaporkan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengenai kecelakaan kereta yang terjadi di Bandung, Jawa Barat dan Tanggulangin, Jawa Timur.
Lebih lanjut, Budi bilang, dalam laporannya dia mengusulkan tiga tahapan untuk pencegahan kecelakaan kereta api di kemudian hari. Dimana, kata dia, dalam upaya jangka pendek ini kami akan mereformasi sumber daya manusia (SDM) di sektor perkeretaapian, perombakan organisasi dan membuat SOP baru.
Selanjutnya, Budi mengatakan Kemenhub akan mengupayakan semua jalur kereta api di Bandung, Jawa Barat maupun di Tanggulangin, Jawa Timur menjadi dua jalur (double track). Pasalnya, kecelakaan yang melibatkan KA Turangga dengan KA Commuterline Bandung Raya di lintas Cicalengka-Haurpugur karena hanya ada satu jalur kereta.
Termasuk, sambung Budi, masalah persinyalan. Dia bilang, di tahap kedua ini juga akan dilakukan perbaikan persinyalan kereta api dari manual menjadi otomatis di seluruh wilayah, termasuk Pulau Jawa.
Baca juga:
“Tahun anggaran ini kita akan selesaikan semua berkaitan dengan sinyal. Khususnya di Jawa. Tapi untuk double track untuk Cicalengka itu akan selesai pada bulan Mei,” jelasnya.
Tahap terakhir, kata Budi, Kemenhub akan membangun jalur kereta api yang melayang (elevated) di kota-kota besar. Menurut dia, langkah ini diambil untuk mengurangi perlintahasan sebidang yang selama ini kerap menjadi lokasi kecelakaan yang melibatkan kereta api dengan kendaraan lain.
“Tahap ketiga tentu kami berpikir bahwa yang paling aman itu adalah melakukan upaya elevated pada kota-kota besar, katakanlah di Bandung, Semarang, Jogja, Solo, Surabaya seperti apa yang dilakukan di Jakarta. Sehingga lintasan sebidang tidak ada,” katanya.