Temui Menlu AS Blinken, Menhan Israel Sebut akan Intensifkan Operasi di Khan Younis sampai Menemukan Pemimpin Hamas
JAKARTA - Menteri Pertahanan Yoav Gallant mengatakan Israel akan mengintesifkan operasinya di wilayah Khan Younis, Gaza selatan, sampai para pemimpin Hamas ditemukan, saat menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken di Tel Aviv, Selasa.
Dalam kesempatan tersebut, Menhan Gallant memberi pengarahan kepada Menlu Blinken tentang perkembangan perang dan mencatat "perubahan taktik tempur" Israel di Gaza utara, di mana militer telah mengurangi sebagian pertempuran karena kendali operasional.
Di sisi lain, Menhan Gallant "menekankan operasi di wilayah Khan Younis akan meningkat dan berlanjut sampai pemimpin Hamas ditemukan, dan sandera Israel kembali ke rumah dengan selamat," kata pembacaan pertemuan tersebut, dilansir dari The Times of Israel 10 Januari.
Menteri Pertahanan Israel juga membahas ketegangan yang terjadi di regional tersebut, serta serangan Iran melalui proksinya dalam pertemuan tersebut.
"Peningkatan tekanan terhadap Iran sangatlah penting dan dapat mencegah eskalasi regional di arena lain," kata Menhan Gallant kepada Menlu Blinken.
Ditambahkan Menhan Galllant, prioritas utama Israel saat ini adalah memungkinkan kembalinya penduduk ke Israel utara, di mana pertempuran dengan Hizbullah semakin meningkat di tengah kekhawatiran akan terjadinya konflik yang lebih luas.
Baca juga:
- Temui PM Israel Netanyahu, Menlu AS Tekankan Pentingnya Perlindungan Terhadap Warga dan Infrastruktur Sipil di Gaza
- Pemimpin Hamas Haniyeh Sebut Israel Tidak akan Menerima Sandera Sampai Seluruh Tahanan Palestina Dibebaskan
- Sempat Bebas, Mahkamah Agung India Perintahkan 11 Pria Pelaku Pembunuhan dan Pemerkosaan Kembali Dipenjara
- Bocorkan Informasi Militer dan Terima Suap dari Intel China, Prajurit Angkatan Laut AS Dipenjara
Diketahui, Menlu Blinken kembali menyambangi Israel, di tengah perang yang tengah berkecamuk. Sebelum bertemu Menhan Gallant, Menlu Blinken berturut-turut bertemu dengan Menlu Israel Katz, Presiden Isaac Herzog dan PM Benjamin Netanyahu.