Toyota Kembali Operasi Pabrik Usai Gempa, tapi Butuh Peninjauan Operasional setelah 15 Januari

JAKARTA - Toyota telah memulai kembali pengoperasian pabriknya di Jepang pada hari ini, setelah gempa yang menghantam Semenanjung Noto beberapa waktu lalu.

Namun, perusahaan akan meninjau kembali operasinya setelah tanggal 15 Januari.

Dilansir laman resmi perusahaan, Minggu, 7 Januari, keputusan ini diambil pabrikan demi prioritaskan keselamatan dan pemulihan wilayah yang terdampak dari bencana alam tersebut.

“Hal ini akan dilakukan sambil menilai situasi secara cermat dan terus menempatkan prioritas tertinggi pada keselamatan mereka yang terlibat dan pemulihan wilayah tersebut,” tulis Toyota.

Keputusan ini jelas akan berdampak terhadap pemasok lokal dan afiliasinya. Saat ini, Toyota akan memanfaatkan suku cadang yang tersimpan di luar wilayah yang terdampak bencana alam tersebut.

Dikabarkan bahwa kerusakan signifikan juga dialami oleh pemasoknya, yakni Aisin dan Sumitomo Electric, sehingga perusahaan sangat mencermati dan menentukan keputusannya dengan hati-hati berdasarkan kondisi yang sedang terjadi dan perlu evaluasi komprehensif terhadap situasi rantai pasokan.

Peristiwa tersebut tidak hanya berdampak bagi perusahaan, melainkan juga membayangi keseluruhan aktivitas industri otomotif di negeri Sakura. Ini merupakan salah satu dari sekian masalah yang dihadapi oleh Toyota setelah alami gangguan rantai pasokan dan serangan siber beberapa bulan lalu.

Namun, keputusan perusahaan untuk memulai kembali pabrik kendaraannya menunjukkan komitmennya untuk mengatasi tantangan-tantangan ini. Perkembangan ini juga menyoroti ketahanan industri otomotif dalam menghadapi kesulitan.

Ken Sato, Menteri Perindustrian Jepang, telah mengumumkan bahwa 80 persen perusahaan yang memiliki pabrik di daerah yang terdampak telah melanjutkan produksinya seperti sedia kala, termasuk Toyota.

Gempa bumi ini telah mengakibatkan korban jiwa yang dilaporkan lebih dari 100 orang, dan lebih dari 200 orang masih hilang.