Ganjar-Mahfud Janji Terapkan SMK Gratis untuk Tuntaskan Kemiskinan
JAKARTA - Capres nomor urut tiga, Ganjar Pranowo bakal menerapkan SMK Gratis jika terpilih di Pilpres 2024. Program ini diyakini mampu mengurangi angka kemiskinan karena sudah diterapkan di Jawa tengah sejak 2014.
Hal ini disampaikan Ganjar saat meluncurkan program ‘SMK Gratis Langsung Kerja untuk Keluarga Miskin’ di Lapangan Pule, Kecamatan Selogiri, Wonogiri, Jawa Tengah.
“Setelah kita melihat praktik yang sudah berjalan untuk SMKN Jateng untuk keluarga miskin dan mereka langsung bisa kerja, maka Ganjar-Mahfud berkeinginan ini untuk dijadikan program kita kembangkan secara nasional,” kata Ganjar seperti dikutip dari keterangan tertulisnya, Jumat, 29 Desember.
Ganjar menyebut di Jawa Tengah, SMK telah meluluskan sebanyak 1.837 siswa dan 80 persen langsung terserap di dunia kerja maupun pendidikan tinggi tingkat nasional maupun luar negeri. Dia akan serius menggarapnya jika terpilih bersama Mahfud MD.
Dalam pelaksanaannya, satu kabupaten maupun kota nantinya akan memiliki satu SMK gratis. Sekolah ini akan mengutamakan menerima anak yang berasal dari keluarga miskin.
Kemudian, pemerintah nantinya punya tugas untuk menjembatani pihak sekolah dan perusahaan dengan kerja sama. Sehingga, anak dari keluarga miskin bisa sekolah dan membuat makin bertambahnya kualitas sumber daya manusia (SDM) di Tanah Air.
“Ini menjadi prioritas pertama karena kebutuhan anak-anak kita hari ini kalau kita tanya juga pekerjaan, kalau kita bisa desain dari awal pendidikannya, bisa langsung ketemu industrinya, di-bridging pemerintah, maka ini bukan cerita mustahil karena sudah kami praktikkan,” jelas Ganjar.
"Maka ini akan jadi program yang secara sistematis bisa menuntaskan kemiskinan sekaligus meningkatkan kualitas SDM kita," sambung eks Gubernur Jawa Tengah itu.
Baca juga:
Adapun program ini nantinya akan lebih dulu difokuskan di wilayah terpencil yang infrastruktur pendidikannya masih sedikit. Anggarannya dipastikan sudah dihitung dan diyakini tidak terlalu mahal bahkan efektif untuk mengentaskan kemiskinan.
“Kita pernah menghitung anggarannya Rp50 triliunan saja. Jadi tidak terlalu mahal, jadi itu jauh lebih bisa (mengentaskan kemiskinan, red) sistematis,” pungkas Ganjar.