Eksklusif Sara Wijayanto Tunjukkan Sisi Manusiawi Orang Indigo Lewat Film
JAKARTA - Sara Wijayanto kembali bermain horor dengan film terbarunya bersama Amanda Manopo dan Aliando Syarief di film berjudul Indigo: What Do You See?. Film ini sendiri merupakan film garapan rumah produksi Hitmaker Studio dan disutradarai oleh Rocky Soraya dan dirilis pada 13 Oktober kemarin.
Dalam wawancara eksklusif dengan VOI, Sara Wijayanto mencoba menjelaskan secara mendalam mengenai perannya di dalam film Indigo ini. Istri dari Demian Aditya ini mendapatkan peran seorang ibu dua orang anak bernama Sekar yang memiliki kemampuan lebih yang sering disebut sebagai orang indigo.
“Aku di sini berperan sebagai ibu Sekar, ibu Sekara adalah orang yang memang memiliki kemampuan dan memilih jalan ini untuk membantu orang lain. Ibu Sekar di sini usianya 50-an, I think dan punya dua anak. Pokoknya bu Sekar disini orang yang mempunyai kemampuan dan memilih jalan ini untuk membantu orang lain yang mempunyai masalah dengan mistis dan dia punya dua anak,” ujar Sara Wijayanto di Kantor VOI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Walau secara garis besar film ini menceritakan mengenai sosok anak indigo, namun Sara mengatakan bahwa film ini bukan terinspirasi dari kisah hidupnya. Malahan, Sara mengaku terkesima dengan riset yang dilakukan oleh Rocky Soraya terkait kehidupan seorang anak indigo yang menurutnya sangat mendekati dengan kisah hidupnya.
“Nggak, sama sekali nggak. Nah ini pas aku pertama kali baca pas aku ngobrol sama Pak Rocky aku bilang Wow kaya research-nya bagus banget lagi, karena aku merasa relate banget sama aku terus kayak ada kayak ada yang menggambar juga di situ si pemeran utamanya, aku pun juga baru-baru ini kayak kembali ingin menggambar, nggak tahu kenapa, kayak balik lagi rasa ingin menggambar jadi akhirnya gambar lagi,” tutur Sara.
“Jadi, banyak kesamaan sebenarnya tapi kalau di balik layar nggak ada ya, tapi mungkin kayak misalnya ada sedikit diskusi nanya, kalau misalkan ritual yang dibutuhkan apa? Dan gimana caranya kalau pada saat melakukan ritual? Kayak light tapi banyak diskusi, gimana ya enaknya melakukan gerakannya?” sambungnya.
Meski begitu, Sara mengatakan bahwa ia tetap mengalami kesulitan dalam memerankan peran ibu Sekar ini. Kesulitan yang ia rasakan bukan ketika melakukan adegan saat proses syuting dilakukan, namun lebih kepada pesan yang ingin disampaikan oleh sosok Ibu Sekar kepada penontonnya mengenai sisi manusiawi yang dimiliki oleh orang-orang dengan kemampuan indigo tersebut.
“Pasti ada, setiap karakter yang diperankan pasti ada aku selalu excited tapi juga deg-degan karena gimana caranya bisa delivery apa yang pengen aku deliver karena takutnya nanti ini aku nggak mau pengennya aku orang akan melihat ibu Sekar berbeda dengan peran sebelumnya,” imbuhnya.
“Jadi, sebenarnya aku banyak misalnya kayak ibu Sekar ini walau punya kemampuan tapi aku kasih lihat bahwa dia hanya manusia biasa yang punya kelemahan, dia ini punya kelebihan dan kekurangan, kayak lebih ke situ sih, pengen kasih lihat sisi manusianya, bahwa dia adalah seorang perempuan, sekuat-kuatnya perempuan pasti ada masanya dia sedih juga, lebih ke situ sih, tapi mudah-mudahan sampai ke penonton,” jelas Sara.
Sering kali bermain di film horor dan memiliki peran yang tidak jauh berbeda, Sara ingin mencoba memberikan penampilan yang berbeda di setiap karakter yang ia mainkan khususnya karakter Ibu Sekar yang ia mainkan di film Indigo tersebut.
“Ya itu tadi kayak aku membedakan yang di film sebelumnya, di The Doll Series itu aku kan Laras, aku jadi Laras, Laras itu dia perempuan kuat tapi dia itu nggak mau orang lain tahu dia tuh kenapa-napa, tembok terlalu tinggi, nah kalau si Sekar ini perempuan kuat juga tapi dia kasih lihat sisi itu yang tadi aku bilang kayak aku mau deliver Sekar ini sebagai ya manusiawi aja, kita dengan kemampuan kita tapi kita juga punya kelebihan, kita juga punya kekurangan, jadi, it's ok untuk menangis, it's ok untuk takut tapi jangan menyerah dan cari jalan keluar, mudah-mudahan sampai ke penonton,” paparnya.
Sejauh ini, wanita berusia 44 tahun ini mengaku tidak pernah bosan untuk bermain di film horor. Sara sendiri belum memiliki keinginan atau memikirkan ingin bermain di genre film apalagi selain film horor, saat ini ia hanya mengikuti arah mata angin kehidupannya akan membawa ia ke mana selanjutnya.
Baca juga:
- Punya Kemampuan Indigo, Sara Wijayanto: Rasanya Seperti Sesak Nafas
- Review Film Indigo, Teror Psikologis dalam Baluran Horor yang Intens
- Hanung Bramantyo Ketiban Motor, Zaskia Adya Mecca Justru Bersyukur
- Profil Lee Sun Kyun, Pemain Film Parasite yang Diduga Terlibat Kasus Narkoba hingga Pilih Akhiri Hidupnya
“Nggak (bosan) sama sekali, waktu aku pertama kali dapat tawaran ini aku jujur, aku baca script aja aku kangen lho syuting sama Hitmaker jadi ya udah aku mau, baru aku baca script. Jadi, aku mau dulu baru baca script-nya, karena benar-benar base-nya itu karena kangen sama Hitmaker, terus baru pas mulai baca baru ‘Oh my God, keren banget dan relate’, gitu, ya udah sampai hari ini sampai promo,” ujarnya.
“Selama aku nyaman kayaknya sih aku akan ambil horor, cuma kita kan nggak pernah tahu dan aku juga nggak pernah bilang, ‘Gue nggak mau main film yang lain’, aku nggak tahu akan dibawa ke mana, aku jalan saja, ikuti apa yang selama aku nyaman, ya aku akan jalani,” bebernya.
Berdamai dengan Kemampuan Indigo Sejak Kecil
Banyak yang mengetahui bahwa Sara Wijayanto memiliki kemampuan lebih yang berkaitan dengan hal-hal mistis atau biasa dikenal dengan sebutan anak indigo. Sara menjelaskan bahwa kemampuan ini memang sudah turun temurun dirasakan oleh keluarganya, mulai dari sang nenek hingga turun ke dirinya.
“Jadi, aku memang dari keluarga, dari nenek, turun ke budhe, turun ke ibu aku, semua jadi emang keluarga turunan. Jadi kita masing-masing punya kemampuan yang beda-beda, ada sepupu aku yang dia astral, lebih ke astral, ada yang di kasih mimpi, nah ibu aku tuh dulu trans medium juga jadi biasanya dimalam apa, kan kejawen kan, malam kliwon atau apa, nanti ada yang masuk ke ibu, nanti akan berpesan. Nah, dulu waktu almarhum kakekku masih ada, beliau punya jurnal, beliau tulis, yang datang namanya ini, jam sekian, pesannya ini, jadi buku segini, dan itu sudah kejadian semua tapi, bukunya masih ada di rumah,” jelas Sara.
Kakak kandung dari aktris Adinia Wirasti ini sudah merasakan bahwa ia memiliki kemampuan lebih ini sejak masih berusia 8 tahun. Namun menurutnya, bukan menjadi sebuah hal yang mudah memiliki kemampuan yang tidak dimiliki oleh orang-orang pada umumnya, ia mengaku butuh pelan-pelan agar bisa terbiasa dengan kemampuannya ini.
Bahkan tak bisa dipungkiri oleh Sara sendiri bahwa kemampuan lebihnya ini terkadang juga bisa mengganggu dirinya. Namun, meski sudah genap berusia 44 tahun, Sara masih terus berusaha untuk belajar mengendalikan kemampuan turun temurun ini.
“Kalau terganggu ya pasti ya, maksudnya gini, dengan berjalannya waktu maksudnya aku belajar untuk bagaimana caranya untuk tidak terganggu dan akunya menjalankan hidup ini dengan baik-baik gitu. Karena kalau nggak capek, supaya bagaimana mereka tidak mengambil energinya, supaya aku bisa tidur nyenyak,” tuturnya.
“Jadi perlu kesadaran untuk terus belajar dan sadar bahwa pelajaran ini nggak akan pernah ada habisnya, jadi sampai nanti aku mati aku harus terus menyelaraskan, karena kalau nggak, kalau misalkan aku kalah pasti mereka akan menguasai aku karena orang-orang yang mempunyai kemampuan itu cenderung akan menjadi magnet untuk mereka yang nggak terlihat,” sambungnya.
Walau begitu, Sara pernah mengalami kejadian yang mungkin tidak bisa dirasakan oleh orang-orang pada umumnya, salah satunya adalah membantu orang lain dalam pengusiran setan. Dalam kesempatan ini, Sara mencoba menceritakan mengenai pengalamannya tersebut yang harus ia lakukan secara jarak jauh melalui sebuah perkumpulan paranormal yang ia ikuti.
“Banyak sih kayak aku sempat waktu itu aktif bantuin, jadi aku ikut paranormal society gitu jadi aku membantu untuk remote cleansing. Remote cleansing itu kayak membersihkan dari jarak jauh dan most of time orang-orang yang dibantu ini orang-orang Amerika makanya melalui skype, tapi ini tidak secara berbayar ya, jadi aku melakukan ini secara gratis dan memang pada waktu itu kayak aku harus aku belajar improving, pada waktu itu, jadi cukup banyak yang dibantu dan itu nggak cuma sekali, dan itu kan dari jauh, jadi harus beberapa sesi gitu,” ujarnya.
“Iya orangnya lagi skype session emang diganggu bertahun-tahun dan ternyata ini emang demonic possession, jadi ada sosok iblis yang sudah mulai menguasai dia pada saat aku ngobrol, si iblis ini menyerang aku karena dia nggak suka dia mencari bantuan terus akhirnya aku bilang ke dia bahwa lu butuh orang yang harus membantu secara langsung,” beber Sara menutup pembicaraan dengan VOI.