Disentil Mahfud soal Banyak Diplomat Titipan Partai, Ini Tanggapan Anak Buah Menlu Retno
JAKARTA - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menanggapi pernyataan calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 3, Mahfud MD yang menyebutkan diplomat saat ini banyak yang dilantik berdasarkan titipan partai politik (parpol) sehingga proses rekrutmennya perlu diperbaiki.
Sekretaris Jenderal Kemlu Cecep Herawan mengatakan, diplomat Indonesia diisi pegawai negeri sipil (PNS) Kemlu. Proses pemilihannya pun mengikuti rekrutmen CPNS nasional.
"Yang membedakan proses perekrutan (PNS) di Kemlu adalah kami menambahkan dua faktor, yakni tes bahasa dan tes psikologi lengkap," kata Cecep kepada wartawan dalam temu media di Jakarta, Rabu 27 Desember, disitat Antara.
"Perbedaan yang ketiga adalah wawancara. Tidak hanya dari Kemlu, kami juga melibatkan akademisi dan para ahli dari pihak ketiga untuk menjaga transparansi," sambungnya.
Cecep mengatakan sistem rekrutmen Kemlu telah memenuhi standar internasional ISO 9001 sejak 2008 hingga saat ini. ISO 9001 adalah standar internasional yang menetapkan persyaratan untuk sistem manajemen mutu.
Dia menyebut Kemlu juga mendapatkan penghargaan dari Badan Kepegawaian Negara (BKN) pada September lalu untuk kategori manajemen ASN terbaik.
Baca juga:
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan hal-hal yang disampaikan Cecep mengenai proses rekrutmen di Kemlu adalah bentuk komitmen Kemlu untuk terus menjaga transparansi dan tata kelola instansi.
"Dan sejauh ini Kemlu adalah salah satu (instansi) terbaik dalam menjalankan rekrutmen selama ini, sangat transparan dan merit-based (didasarkan pada prestasi atau kemampuan seseorang)," ucap Retno.
Sebelumnya, dalam debat cawapres pada Jumat 22 Desember, Mahfud Md mengatakan bakal memperbaiki dan memperketat sistem rekrutmen diplomat yang bertugas di luar negeri jika dia dan Ganjar Pranowo menang dalam Pilpres 2024.
"Sistem rekrutmen diplomat sekarang ini harus ditinjau ulang. Dulu-dulu diplomat kita itu bagus. Sekarang ini, kadang ada titipan dari partai ... Sesudah bertugas, enggak jelas, dia enggak ngerti dasar-dasar diplomasi," kata Mahfud.