Badan Ketahanan Pangan Sebut Gaza Hadapi Peningkatan Risiko Kelaparan: Orang Dewasa Tidak Makan Demi Anak-anak

JAKARTA - Risiko kelaparan di Gaza meningkat setiap hari saat perang terus berlanjut atau memburuk, menurut sebuah laporan yang dirilis pada Kamis oleh badan keamanan pangan yang didukung PBB.

Dalam laporannya mengenai daerah kantong yang dilanda bencana tersebut, Klasifikasi Fase Ketahanan Pangan Terpadu (IPC) mengatakan, meskipun kekurangan gizi akut dan kematian yang tidak terkait dengan trauma belum melewati ambang batas kelaparan, "hal ini biasanya merupakan akibat dari kesenjangan konsumsi pangan yang berkepanjangan dan ekstrem."

"Meningkatnya peperangan, semakin berkurangnya akses terhadap makanan, layanan dasar, dan bantuan penyelamatan nyawa, serta konsentrasi atau isolasi ekstrim orang-orang di tempat penampungan yang tidak memadai atau daerah tanpa layanan dasar merupakan faktor utama yang berkontribusi terhadap peningkatan risiko ini," lapor IPC, melansir CNN 22 Desember.

Laporan tersebut mengatakan hampir semua rumah tangga di Gaza tidak makan, dengan empat dari lima rumah tangga di wilayah utara dan sekitar setengah rumah tangga yang mengungsi di wilayah selatan tidak makan sepanjang hari.

"Banyak orang dewasa kelaparan agar anak-anak bisa makan," lapor IPC, seraya mengatakan, akses kemanusiaan harus dipulihkan di seluruh wilayah agar bantuan dapat disalurkan dengan cepat.

Berdasarkan laporan tersebut, seluruh penduduk Gaza tergolong dalam kondisi krisis (IPC Fase 3).

"Ini adalah jumlah tertinggi orang yang menghadapi kerawanan pangan akut tingkat tinggi yang pernah diklasifikasikan oleh inisiatif IPC untuk wilayah atau negara tertentu," demikian isi laporan tersebut.

Setidaknya 79 persen populasi Gaza diklasifikasikan dalam keadaan darurat (IPC Fase 4) atau bencana (IPC Fase 5), menurut laporan tersebut.

Klasifikasi tersebut menunjukkan, lebih dari setengah juta orang mengalami kondisi kerawanan pangan akut yang sangat parah, ditandai dengan kekurangan pangan yang ekstrem, tingkat kekurangan gizi akut yang mengkhawatirkan pada anak-anak di bawah usia 5 tahun, dan peningkatan angka kematian yang signifikan.

Diketahui, jumlah orang yang terbunuh di Gaza sejak 7 Oktober telah meningkat menjadi 20.057, menurut pernyataan dari Kementerian Kesehatan yang dikuasai Hamas di jalur tersebut pada Hari Jumat.

Sebanyak 53.320 orang juga terluka dalam konflik tersebut, kata kementerian. CNN tidak dapat memverifikasi angka-angka tersebut secara independen.

Kementerian menambahkan, 390 orang tewas dalam 48 jam terakhir sementara jaringan komunikasi terputus di sebagian besar wilayah tersebut.