Petani Tuban Jadi Miliarder, MUI Ingatkan Bayar Zakat 2,5 Persen

JAKARTA - Ketua Majelis Ulama Indonesia Cholil Nafis mengingatkan miliarder baru di Tuban untuk memberikan zakat atas penjualan tanah mereka.

Cholil juga mengingatkan, warga tajir Tuban itu untuk berinfak dan sedekah dari harta yang mereka baru dapatkan itu.

"Tentu sudah lebih dari senisab, dia jual harta pendapatan, sebaiknya dikeluarkan zakatnya 2,5 persen. Dikeluarkan lebih 2,5 persen juga bagus jadi sedekah, karena zakat itu kan orang sepelit-pelitnya kan harus ngeluarin zakat, kalau mau disebut dermawan bisa berupa wakaf, infak dan sedekah," kata Cholil dihubungi VOI, Jakarta, Kamis, 18 Februari.

Lebih jauh, dia mengingatkan warga agar menjaga keuanganya dengan baik dan tidak boros. Kata dia, uang yang didapat dari penjualan lahan ini bisa dibagi tiga sesuai dengan kebutuhan. 

Pertama bisa digunakan untuk kebutuhan pokok yang produktif, seperti sawah, perternakan atau kolam ikan.

Selanjutnya, bisa disiapkan untuk pendidikan anak dan investasi, seperti tabungan dan logam mulia. 

Baru terakhir, untuk kebutuhan tersier. "Beli mobil boleh tapi jangan sampai lebih dari 30 persen dari uang yang diterima. Sehimgga tak jadi pemborosan," kata dia.

Diketahui, di Desa Sumurgeneng ini ada sekitar 280 warga atau pemilik lahan yang terdampak proyek pembangunan kilang minyak. Semua warga telah setuju lahannya di jual untuk pembangunan proyek Nasional tersebut. 

Harga ganti rugi lahan milik warga dibanderol dengan rata-rata berkisar Rp600 hingga Rp800 ribu per meter persegi. "Paling banyak sekitar Rp28 miliar, itu orang Surabaya yang sudah lama memiliki lahan disini," kata Kades Sumurgeneng, Gihanto.

Proyek pembangunan kilang minyak yang berada di Kecamatan Jenu itu menelan dana 15 miliar dolar AS hingga 16 miliar dolar AS atau sekitar Rp225 triliun. Proyek ini menempati area seluas kurang lebih 900 hektar. 

Dari luas lahan tersebut, jumlah lahan warga terdampak untuk proyek kilang minyak ini ada 529 bidang berada di tiga desa di Kecamatan Jenu, Tuban. Tiga Desa itu adalah Wadung, Kaliuntu, dan Sumurgeneng.