Jokowi Bertemu PM Jepang, Ini 3 Poin yang Dibahas
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan pertemuan bilateral dengan Perdana Menteri (PM) Jepang Fumio Kishida di Kantor PM Jepang, Tokyo, Sabtu 16 Desember. Dalam pertemuan bilateral membahas berbagai kerangka kerja sama kedua negara di berbagai bidang. Salah satunya, terkait perundingan perubahan protocol IJEPA.
Kedua pemimpin menyambut baik dengan telah selesainya perundingan substantif Protokol Perubahan Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA) yang dimulai pada 2019 dan ditargetkan dapat diterapkan pada kuartal pertama 2024.
Terdapat tiga poin utama dalam IJEPA untuk Indonesia. Pertama, perbaikan akses pasar Indonesia di Jepang. Kedua, perluasan akses pasar perbankan, dan terakhir kerja sama Manufacturing Industrial Development Center (MIDEC) yang dapat mendukung industri Indonesia menjadi basis produksi kawasan.
Dalam kerja sama pembangunan MRT, Joko Widodo menyampaikan apresiasi atas komitmen Jepang dalam pembangunan MRT jalur timur-barat (East-West) yang akan menghubungkan Balaraja ke Cikarang, terbentang dari Tangerang, Jakarta, hingga Bekasi dan berharap pembangunan fase selanjutnya dapat diselesaikan sesuai rencana.
“Saya berharap pembangunan Jalur Utara - Selatan untuk Fase 2A dan 2B bisa selesai tepat waktu,” ujar Joko Widodo.
Sedangkan terkait dengan transisi energi, Indonesia sebagai Co-initiator Asia Zero Emission Community (AZEC) menegaskan kembali pentingnya kerja sama De-Karbonisasi, pembiayaan yang inklusif dan transfer teknologi low-carbon.
Selain itu, AZEC harus bisa memastikan tindaklanjut dari 12 MoU yang sudah ditandatangani pada saat pertemuan tingkat Menteri AZEC beberapa bulan yang lalu.
“Mohon dukungan untuk percepatan tiga proyek prioritas, yaitu Pembangkit Listrik Geotermal di Muara Laboh, proyek Waste to Energy Legok Nangka di Jawa Barat, dan pengelolaan lahan gambut di Kalimantan Tengah,” tegas Joko Widodo.
Selain itu terdapat tiga bentuk kerja sama antara Indonesia dan Jepang lainnya yang disepakati dalam pertemuan bilateral tersebut, yakni menyetujui hibah kapal patroli untuk Badan Keamanan Laut Republik Indonesia (Bakamla), percepatan pembangunan jalur Moda Raya Terpadu (MRT), dan Nota Kesepahaman di bidang kesehatan.
Dalam pertemuan tersebut, kedua pemimpin negara juga membahas kerja sama di bidang mineral kritis serta maritim. Presiden Joko Widodo berharap Jepang dapat mendukung kemajuan hilirisasi industri mineral Indonesia dan kontribusi Indonesia sebagai bagian penting rantai pasok baterai kendaraan listrik (EV) dunia.
"Saya juga mengharapkan dukungan yang lebih besar bagi pembangunan ekonomi pulau terluar Indonesia, termasuk pengembangan industri perikanan serta hibah kapal patroli dan ikan," ucap Joko Widodo.
Baca juga:
Selain itu, kedua pemimpin meresmikan pula kerja sama di bidang kesehatan, khususnya kardiovaskular. Pertemuan keduanya menghasilkan Nota Kesepahaman antara Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita dengan Tokushukai Medical Corporation senilai 10 miliar yen atau Rp1 triliun.