Jokowi Ajak ASEAN-Jepang Implementasi Kemitraan dengan Bentuk Kerja Sama Konkret

JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajak ASEAN-Jepang untuk mengimplementasikan kemitraan komprehensif strategis sebagai modal untuk memperkokoh hubungan di tengah ketidakpastian global yang terjadi saat ini.

Presiden menyebut kemitraan ASEAN-Jepang selama 50 tahun telah meraih banyak capaian dalam menjaga stabilitas dan perdamaian, mendekatkan masyarakat, serta menggerakkan pertumbuhan ekonomi kawasan.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam sambutannya saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perayaan 50 Tahun Hubungan Persahabatan dan Kerja Sama ASEAN-Jepang yang digelar di Hotel The Okura, Tokyo, Jepang, Minggu 17 Desember.

"Sehingga harus direalisasikan dalam bentuk kerja sama konkret yang saling menguntungkan dan bermanfaat langsung bagi masyarakat, seperti pendanaan infrastruktur, transisi energi, transformasi digital, ketahanan pangan, dan penguatan rantai pasok," ujar Jokowi, disitat dari siaran pers.

Jokowi mengatakan kemitraan ASEAN-Jepang harus berorientasi masa depan. Dia pun berharap Jepang sebagai salah satu mitra paling aktif dapat terus menjadi trusted partner dalam mewujudkan Asia Timur dan Indo-Pasifik sebagai kawasan yang tangguh dan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi.

"Kita semua bertanggung jawab menjaga kedamaian, stabilitas dan inklusivitas kawasan melalui penguatan habit of dialogue and cooperation," kata Jokowi.

Presiden berharap kemitraan ASEAN-Jepang dilandasi pernyataan visi bersama dan rencana implementasi yang akan dihasilkan dari KTT ini.

Tidak hanya itu, hasil KTT ini diharapkan dapat mendukung visi Komunitas ASEAN 2045.

"Saya berharap this new generation partnership dapat menjadi jangkar bagi kemakmuran, perdamaian, dan stabilitas kawasan kita bersama," jelas Presiden.

Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam KTT Perayaan 50 Tahun Hubungan Persahabatan dan Kerja Sama ASEAN-Jepang yakni Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, dan Duta Besar RI untuk Jepang Heri Akhmadi.