Gubernur Jabar Minta Warga Vaksin Ulang Seiring Peningkatan COVID-19

BANDUNG - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin meminta warga untuk mendapatkan vaksin ulang, seiring dengan terjadinya peningkatan kasus COVID-19 termasuk di Jawa Barat, di mana telah ada 87 kasus dari 27 kabupaten/kota.

Bahkan, kata Bey, imbauan kepada masyarakat untuk divaksin COVID-19 ulang itu, khususnya bagi mereka yang telah melewati jangka waktu enam bulan dari vaksinasi terakhir, dituangkan dalam surat edaran.

"Kita sudah mengeluarkan surat edaran, bagi mereka yang imunisasi COVID-19 dan lebih dari enam bulan, sebaiknya diulang untuk vaksinasi, tinggal datang ke puskesmas, vaksinnya masih gratis," kata Bey di Bandung dilansir ANTARA, Jumat, 8 Desember.

Selain itu, dalam mengantisipasi terjadinya peningkatan kasus, khususnya di Jawa Barat, Bey juga meminta masyarakat untuk kembali menerapkan protokol kesehatan 5M, yakni mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi keramaian, dan mengurangi mobilitas.

"Pertama kita ingatkan kembali masyarakat untuk menjaga prokes (5M). Selain itu, bagi masyarakat yang merasa tidak enak badan sebaiknya menggunakan masker," ujar Bey.

Terkait dengan fasilitas kesehatan di Jawa Barat, Bey memastikan telah siap melakukan penanganan jika COVID-19 meningkat.

"Semua rumah sakit, puskesmas sudah siap, tapi kita minta dari masyarakat juga prokes dijalankan dan segera imunisasi ulang," tuturnya.

 

Kementerian Kesehatan melaporkan kasus harian COVID-19 di Indonesia bertambah 35-40 kasus per 6 Desember 2023, dengan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit tercatat 60-131 orang. Situasi itu memicu peningkatan tingkat keterisian rumah sakit saat ini 0,06 persen dan angka kematian 0-3 kasus per hari.

Kenaikan kasus ini didominasi oleh subvarian Omicron XBB 1.5 yang juga menjadi penyebab gelombang infeksi COVID-19 di Eropa dan Amerika Serikat. Selain itu, juga dideteksi subvarian EG2 dan EG5.

Meskipun ada kenaikan, kasus itu masih jauh lebih rendah dibandingkan dengan saat pandemi yang mencapai 50.000-400.000 kasus per pekan.