Bisakah Gaya Parenting Orang Tua Memengaruhi Kesehatan Anak? Begini Kata Ahli

JAKARTA - Bukan hal baru mengetahui bahwa hubungan orang tua-anak yang penuh dengan konflik atau pengabaian akan berdampak negatif pada kesehatan emosional atau mental anak. Dan ternyata, gaya pengasuhan yang buruk juga ikut berdampak pada kesehatan fisik anak.

Sebuah penelitian telah menunjukkan hubungan antara cara interaksi orang tua dengan anak pada perubahan fisiologis anak. Sebuah studi tahun 2016 yang diterbitkan dalam Journal of Family Psychology mengamati hubungan antara gaya pengasuhan dan peradangan serta aktivasi kekebalan (yang merupakan faktor risiko penyakit di kemudian hari) pada anak-anak.

Para peneliti menemukan bahwa ada satu gaya pengasuhan yang menempati peringkat atas. Yang sangat berkaitan erat dengan buruknya kesehatan anak. Yakni, pola asuh tidak terlibat. Dalam studi tersebut, pola asuh yang tidak terlibat (tidak mengetahui di mana anak-anak berada atau apa yang mereka lakukan, tidak mendisiplinkan, tidak menunjukkan kehangatan atau terlibat dalam kehidupan anak-anak) dikaitkan dengan aktivasi sistem kekebalan tubuh yang lebih tinggi pada anak-anak.

Untuk menyelidiki pengaruh berbagai gaya pengasuhan terhadap kesehatan anak, para peneliti di Universitas Oregon memeriksa sampel air liur dari 102 anak (usia rata-rata 9 tahun). Mereka memeriksa sampel untuk mengetahui kadar protein C-reaktif, yang mengukur peradangan umum dalam tubuh, dan imunoglobulin A sekretori, yang mengukur aktivasi sistem kekebalan.

Para peneliti kemudian meminta orang tua anak-anak tersebut mengisi Kuesioner Pengasuhan Anak Alabama, yang mengukur lima aspek gaya pengasuhan, yakni keterlibatan orang tua yang positif, teknik disiplin positif, penggunaan metode disiplin positif secara konsisten, penggunaan hukuman fisik, serta pemantauan dan pengawasan.

Dari hasil penelitian ditemukan bahwa skala pengawasan orang tua yang buruk ternyata berkaitan dengan tingkat peradangan dan aktivasi kekebalan yang lebih tinggi pada anak-anak dalam penelitian tersebut.

Apa maknanya? Salah satu penyebab hal ini terjadi mungkin karena orang tua meminta anak-anak untuk mengelola diri sendiri melebihi kemampuan mereka, kata rekan penulis studi Nicholas B. Allen, Ph.D., profesor psikologi klinis di University of Oregon, dilansir dari Very Well Family, Rabu, 6 Desember.

Selain pola asuh tidak terlibat, pola asuh helikopter juga bisa sebabkan tingkat peradangan anak meningkat dan juga stres. Stres kronis dapat berdampak buruk bagi kesehatan anak.

Lantas, pola asuh seperti apa yang baik untuk anak? Seperti dalam kehidupan, sikap moderasi adalah kuncinya. Mengasuh anak secara berlebihan dan terlalu melibatkan diri tidak baik untuk anak. Sebab anak-anak perlu bereksperimen dan mandiri secara normal, kata Dr. Allen.

Namun, pola asuh yang menarik diri (di mana orang tua tidak terlibat dalam kehidupan anak dan tidak memiliki ikatan yang kuat dengan anak) juga tidak baik bagi perkembangan emosional, mental, dan bahkan fisik anak.

Dr Allen percaya bahwa gaya pengasuhan terbaik untuk kesehatan anak adalah gaya pengasuhan yang tidak berlebihan. Mengasuh anak harus memungkinkan kemandirian dan memberikan pengasuhan.

“Sediakan dukungan bagi anak ketika mereka sedang berkembang, lalu pelan-pelan lepas dukungan tersebut dan biarkan dia jadi mandiri dengan kemampuannya.”