Dibayangi Perlambatan Ekonomi, Peran Bank Skala Global Jadi Krusial

JAKARTA - Perbankan dengan skala internasional harus mampu memanfaatkan hubungan multilateral antara Indonesia dan negara-negara lain dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi dalam negeri.

Walaupun dibayangi konflik geopolitik dan perlambatan ekonomi global, beberapa negara di kawasan Indo Pasifik masih memiliki optimisme untuk saling menopang dalam memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi nasional dan global.

Peneliti Ekonomi Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendi Manilet mengatakan, penting bagi perbankan untuk memanfaatkan hubungan multilateral antara Indonesia dan negara-negara lain karena rasio kredit terhadap PDB di Indonesia masih relatif kecil dibandingkan dengan beberapa negara lain, terutama di Asia.

Perbankan masih punya ruang untuk menyalurkan kredit, termasuk di dalamnya kredit ekspor untuk menopang aktivitas perekonomian nasional, seperti aktivitas industri manufaktur, ekspor untuk produk pertanian, dan ekspor produk UMKM.

"Selain penyaluran kredit, bank juga bisa menjadi semacam analis bagi beragam pelaku usaha untuk memetakan potensi dan risiko yang kemudian dapat muncul dalam suatu aktivitas perdagangan internasional sehingga eksportir dari beragam sektor itu bisa mengambil keputusan yang lebih baik," ujar dia, Selasa 5 Desember.

Yusuf menambahkan, penetrasi perbankan ke perdagangan internasional juga memiliki tantangan, di antaranya risiko kredit dari kemampuan debitur untuk membayar kredit, kondisi perekonomian global yang bisa berubah sewaktu-waktu, kebutuhan kredit dari beragam lapangan usaha, hingga perbedaan hukum dan peraturan tentang ekspor impor di negara-negara tujuan ekspor.

"Analisisnya tentu saja akan lebih dalam dibandingkan dengan membiayai aktivitas ekonomi dalam negeri, tetapi hal itu sangat mungkin terjadi bagi bank yang memiliki kapasitas global," katanya.

Seperti diketahui, saat ini Indonesia telah memiliki Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) yang dapat dijadikan sebagai landasan untuk membuka komunikasi yang intensif terhadap kerja sama dagang yang saling menguntungkan antara Indonesia, ASEAN, dan negara-negara Indo Pasifik.

Salah satu negara yang telah memiliki hubungan dagang jangka panjang dan merupakan mitra strategis Indonesia adalah Jepang. Pada 2022, kerja sama bilateral antara Indonesia dan Jepang di sektor perdagangan mencapai 34,79 miliar dolar AS atau meningkat 33,35 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya. Pada 2022, Indonesia juga mencapai surplus perdagangan tertinggi dengan Jepang hingga 6,3 miliar dolar AS atau melonjak 15,5 persen dari nilai surplus pada 2021.

Belum lama ini, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno juga mengajak pemerintah Jepang memperkuat kolaborasi dan kerja sama dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan dan pengembangan ekonomi kreatif sebagai sektor yang membuka lebih banyak peluang investasi di Indonesia.

Selain mitra dagang, budaya Jepang juga menjadi budaya alternatif yang disukai masyarakat Indonesia. Hal ini turut menciptakan ceruk pasar tersendiri, termasuk event akbar Festival Jak Japan Matsuri yang baru-baru ini digelar. Sejak penyelenggaraannya di tahun 2009, Jak-Japan Matsuri hadir sebagai wadah pertukaran budaya Jepang dan Indonesia. Jak-Japan Matsuri memfasilitasi warga Jepang di Indonesia dan warga Indonesia yang memiliki ketertarikan dengan budaya Jepang.

Festival pengenalan budaya Jepang tahunan ini kembali diselenggarakan pada tahun 2022 setelah sempat hiatus selama dua tahun akibat pandemi, dan didukung oleh berbagai pihak, termasuk perusahaan-perusahaan di sektor perbankan Indonesia. Salah satu bank yang rutin menunjukkan dukungannya pada Jak-Japan Matsuri adalah Danamon, bersama dengan Adira Finance dan MUFG Bank. Hal ini karena Danamon dan Adira Finance merupakan bagian dari grup MUFG, salah satu grup jasa keuangan terbesar di dunia dan bank utama di Jepang.

Sebagai bagian dari MUFG, Danamon memiliki keunikan yaitu akses terhadap keahlian dan jaringan global MUFG untuk memberikan solusi keuangan komprehensif di seluruh segmen dan rantai nilai termasuk ekosistem industri otomotif, khususnya dengan produsen besar dari Jepang dan multinasional sebagai jangkar, serta real estate melalui kemitraan dengan pengembang properti Jepang agar Danamon dapat menjadi penyedia solusi KPR pilihan nasabahnya.

Dilansir dari berbagai pemberitaan terkait festival ini, Daisuke Ejima, Direktur Utama Danamon mengatakan bahwa dukungan Danamon bersama MUFG dan Adira Finance terhadap Jak-Japan Matsuri sebagai wadah penguatan hubungan dan kolaborasi Indonesia dan Jepang mencerminkan sinergi di antara grup ini, yang saling melengkapi untuk menciptakan solusi keuangan komprehensif bagi setiap segmen nasabah.

"Danamon sebagai hybrid bank memiliki posisi unik yang dapat menggabungkan pengalaman serta jaringan lokal Danamon yang kuat bersama Adira Finance sebagai anak perusahaan, dan didukung oleh jaringan global serta kapabilitas luas dan berskala internasional yang dimiliki MUFG," kata dia.