BANDUNG - Gubernur Jawa Barat (Jabar) M Ridwan Kamil meminta pemerintah kabupaten/kota lebih proaktif menarik investor karena dengan investasi yang masuk ke kabupaten/kota, akan mendongkrak sektor ekonomi negara dan sebagai bentuk antisipasi perlambatan ekonomi global pada 2023.
"Tahun depan, semua memprediksi ekonomi global akan melambat, akan resesi, sehingga kita harus ancang-ancang dari sekarang. Jadi kalau daerah-daerah ini paham bahwa 1/4 yang menjaga ekonomi Indonesia adalah investasi, tolong dari sekarang kayak gubernurnya, proaktif, door to door, datangin (investor)," kata Ridwan Kamil di Kota Bandung dilansir ANTARA, Rabu, 5 Oktober.
Ditemui seusai membuka acara West Java Investment Summit (WJIS) Tahun 2022, Gubernur Ridwan Kamil juga meminta pemkab/pemkot untuk "membuka karpet merah" bagi para investor untuk berinvestasi di daerahnya
"Jadi saya minta daerah menggelar karpet merah bagi investor, karena Rp1 triliun aja investasi masuk, akan membuka lapangan kerja hingga 1.000 orang, " kata Ridwan Kamil.
Dia menuturkan dalam sektor ekonomi ada empat ukuran, yakni investor, ekspor, daya beli masyarakat, dan belanja pemerintah.
Karena itu, Ridwan Kamil berharap, kepala daerah di tingkat kabupaten/kota dapat memahami bahwa investasi adalah salah satu pendorong ekonomi.
Terlebih pada tahun depan Indonesia diprediksi akan menghadapi perlambatan ekonomi yang akan berdampak pada banyak sektor di daerah.
Namun Ridwan Kamil menyatakan optimistis bahwa pasar investasi di Jawa Barat tetap dilirik calon investor, kendati kondisi perekonomian dunia sedang anjlok.
"Memang ekonomi global sekarang ini sedang dalam kondisi yang sebenarnya memprihatinkan, tetapi animo investor atau calon investor global dan domestik terhadap Jawa Barat tetap tinggi. Dan ini menandakan bahwa di sini memang ada sesuatu yang lebih membutuhkan," kata dia.
BACA JUGA:
Sementara itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat (Jabar) Herawanto mengatakan bahwa fokus dorongan investasi pada WJIS 2022 yakni food security dan renewable energy.
Hal ini, kata Herawanto, merupakan langkah Jawa Barat dalam menjawab tantangan global yang berdampak pada peningkatan harga pangan dan energi.
Herawanto menuturkan investasi pada food security, merupakan langkah Bank Indonesia Jawa Barat untuk memperluas implementasi Ekosistem Ketahanan Pangan Terintegrasi (Pangsi).
Berbagai kelompok masyarakat inklusif yang telah tergabung dalam ekosistem pangsi, akan semakin diperkuat melalui berbagai investasi pada sektor ketahanan pangan sehingga akan semakin mendorong efektifitas dan efisiensi proses bisnis komoditas pangan dan produk olahan yang berdaya saing.
"Jadi kami berharap, langkah tersebut akan turut menjaga keberlanjutan momentum pertumbuhan ekonomi sekaligus mengantisipasi tekanan inflasi, baik dalam jangka pendek maupun secara struktural," kata Herawanto.
Dia mengatakan untuk melengkapi peran WJIS dalam mendorong ketahanan pangan melalui sisi demand kepada para petani teh dengan mendorong kembali budaya ngeteh Nusantara, juga diselenggarakan pararel session bertajuk Java Tea Experience (JTE) 2022.