China Prihatin Berlanjutnya Serangan Israel di Gaza
JAKARTA - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Wang Wenbin mengungkapkan China prihatin dengan berlanjutnya serangan pasukan Israel ke Jalur Gaza pasca selesainya jeda kemanusiaan.
"China sangat prihatin atas berlanjutnya pertempuran di Gaza. Dalam situasi saat ini, tujuan mengakhiri kekerasan tidak boleh berubah dan prinsip melindungi warga sipil tidak boleh dilanggar," kata Wang Wenbin dalam konferensi pers rutin di Beijing, China dilansir ANTARA, Senin, 4 Desember.
Pasukan Israel kembali membombardir Jalur Gaza pada Jumat pagi (1/12) setelah jeda kemanusiaan selama sepekan dinyatakan berakhir.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Gaza, paling sedikit 509 warga Palestina tewas dan 1.316 lainnya luka-luka akibat serangan udara Israel sejak Jumat.
"Fakta membuktikan sekali lagi bahwa penggunaan kekerasan tidak akan pernah membawa perdamaian. Korban sipil hanya akan menciptakan lebih banyak kebencian dan menimbulkan konflik selanjutnya," imbuh Wang Wenbin.
Wang Wenbin menyebut China meminta agar para pihak terkait dapat menahan diri, sedangkan komunitas internasional, khususnya negara-negara yang mempunyai pengaruh terhadap Palestina dan Israel, untuk secara sungguh-sungguh memainkan peran yang bertanggung jawab.
"Untuk menerapkan Resolusi 2712 Dewan Keamanan dan resolusi yang diadopsi oleh Majelis Umum PBB dalam pertemuan darurat, mendorong gencatan senjata yang komprehensif dan berkelanjutan, melindungi warga sipil, mengurangi krisis kemanusiaan di Gaza
"Melanjutkan perundingan damai sesegera mungkin dan bekerja tanpa henti untuk menciptakan hidup berdampingan secara damai antara Palestina dan Israel dan perdamaian abadi di Timur Tengah," ungkap Wang Wenbin.
China pada bulan November 2023 menjadi presiden bergilir di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB).
DK PBB "hanya" mengeluarkan satu resolusi soal konflik Palestina dan Israel yaitu Resolusi 2712 DK PBB yang dikeluarkan pada 15 November 2023 tersebut menyerukan jeda dan koridor kemanusiaan yang mendesak dan diperpanjang di seluruh Jalur Gaza "selama beberapa hari" untuk memungkinkan akses kemanusiaan secara penuh, cepat, aman, dan tanpa hambatan.
Selanjutnya terjadi jeda kemanusiaan selama sepekan yaitu pada 24 November - 1 Desember 2023 meliputi pembebasan tawanan warga Israel dan Palestina, masuknya ratusan truk bermuatan bantuan kemanusiaan serta bantuan medis dan bahan bakar ke seluruh Jalur Gaza.
Baca juga:
- Gibran Persilakan Bawaslu Telusuri Bagi-bagi Susu Saat CFD
- Ade Armando Singgung Dinasti Politik Yogyakarta, Sultan HB X Tegaskan Keistimewaan DIY Dilindungi Konstitusi
- Presiden Jokowi Tunjuk Marthinus Hukom Jadi Kepala BNN
- Tegaskan Pemerintah Belum Setujui Revisi UU MK, Mahfud MD: Tidak Ada Unsur Kegentingan
Namun Israel kembali menggempur Gaza pasca jeda kemanusiaan berakhir, melanjutkan serangan setelah Hamas menyerang mereka pada 7 Oktober.
Korban tewas akibat serangan Israel di Jalur Gaza melonjak menjadi 15.523 orang dan korban luka mencapai 41.316 orang, ungkap Kemenkes Palestina. Sementara, korban tewas di pihak Israel mencapai 1.200 orang.
Israel juga melancarkan serangan udara dan artileri di Lebanon selatan dan dibalas Hizbullah, sebagai sekutu Hamas, dengan serangan roket terhadap posisi Israel di perbatasan.
Lebih dari 100 orang di Lebanon dilaporkan tewas dalam konflik tersebut, dengan 83 di antaranya adalah pejuang Hizbullah.