Presiden SBY Prihatin Rakyat Pesimistis dengan Gerakan Satu Miliar Pohon dalam Memori Hari Ini, 28 November 2012

JAKARTA – Memori hari ini, 11 tahun yang lalu, 28 November 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengungkap keprihatinannya kepada segenap rakyat Indonesia yang pesimis dengan Gerakan Satu Miliar Pohon. Narasi itu diungkapnya pada acara Bulan Menanam Pohon Nasional di Banten.

Sebelumnya, laju kerusakan hutan di Indonesia era pemerintahan SBY cukup tinggi. Fakta itu bukan asumsi belaka. Pencatat rekor dunia, The Guinness Book of World Records bahkan mengucap hal yang sama.

Indonesia pernah dianggap sebelah mata urusan menjaga hutan. Pembukaan lahan skala besar terus terjadi tanpa ada jeda. Kondisi itu dibuktikan oleh The Guinness Book of World Records yang mencatat Indonesia dengan prestasi buruk.

Mereka mencatat Indonesia memegang rekor sebagai negara dengan laju kerusakan hutan tercepat di dunia pada 2008. Gambaran itu didapat karena Indonesia tercatat kehilangan 1,8 juta hektar hutan tiap tahunnya.

Kerusakan itu membawa efek ke mana-mana. Alih-alih hanya imej pemerintah yang hancur, kehidupan masyarakat adat hingga flora fauna turut merana. Kerusakan itu kian dibayar mahal dengan tutup matanya pemerintah. Empunya kuasa terus berkelit bahwa laju kerusakan hutan menurun.

Kawasan hutan yang rusak akibat deforestasi di Indragiri Hulu, Riau. (Wikimedia Commons)

Pemerintah terus menggaungkan hal itu dalam forum tingkat tinggi. Bak setitik besar keberhasilan, narasi itu digaungkan terus menerus. Namun, yang terjadi justru sebaliknya. Agenda penyelamatan lingkungan hidup yang digulirkan oleh pemerintah dianggap tak efektif.

Agenda yang dibicarakan Indonesia dalam forum internasional tak lebih hanya berbicara terkait hutan dari segi bisnis, bukan manfaat hutan secara utuh. Kondisi itu membuat segenap rakyat Indonesia pesimis dengan langkah pemerintah menyelamat lingkungan.

“Akan tetapi banyak di antara keanekaragaman hayati di Indonesia sekarang sedang terancam. Tidak lama serelah saya tiba di Jakarta, teman saya Alfred Nakatsuma, yang menjalankan program-program pelestarian keanekaragaman hayati untuk United States Agency for International Development di Indonesia, bercerita kepada saya bahwa Indonesia telah dimasukkan ke dalam Guinness World Records karena memiliki laju penggundulan hutan paling cepat di dunia. “

“Indonesia sekarang kehilangan hutan tropika seukuran negara bagian Maryland setiap tahun dan karbon yang dilepaskan oleh penebangan dan pembukaan hutan ini-sebagian besar secara liar--telah menjadikan Indonesia negara paling besar ketiga di dunia untuk emisi gas-gas rumah kaca, setelah Amerika Serikat dan Cina. Brasil berada di peringkat keempat untuk alasan yang sama,” terang Thomas L. Friedman dalam buku Hot, Flat, and Crowded (2013).

Pesimisme segenap rakyat Indonesia kian meningkat. Apalagi, pemerintah muncul dengan agenda seremonial macam penanaman dalam Gerakan Satu Miliar Pohon. Kegiatan itu banyak mendapatkan komentar miring. Sebab, penanaman yang dilakukan tak sebanding dengan laju kerusakan hutan 1,8 hektar setiap tahun.

Indonesia termasuk empat negara dengan tingkat kerusakan hutan primer tertinggi di dunia antara 2002-2020. (BBC/Global Forest Review)

Presiden SBY pun merasakan pesimisme rakyat Indonesia. ia mengaku prihatin. Keprihatinan itu diungkapnya dalam acara Bulan Menanam Pohon Nasional di Ruang Terbuka Hijau Bandara Soekarno Hatta Cengkareng, Banten pada 28 November 2012.

SBY menganggap pemerintah telah bertidak sacara maksimal. Pemerintah sudah melanggengkan agenda menanam dan menyelamat bumi. Semua itu dilakukan supaya lingkungan hidup Indonesia terjaga. namun, komentar miring tak dapat dihalaunya.

“Saya masih ingat terhadap niat baik kita ini ada yang berkomentar negatif, skeptis, dan miring. Ah, ngapain tanam pohon, paling-paling juga banjir nanti. Memangnya kalau nanam pohon, negeri kita makin bagus? Ah itu kan paling-paling hanya show saja, tahun depan sudah lupa, begitu. Tapi saya meminta hak beliau-beliau untuk memberikan komentar seperti itu.”

“Yang penting kita juga punya hak bersama-sama menanam dan menyelamatkan bumi kita. Saya bicara sama Menteri Kehutanan tadi di ruang tunggu, Pak Zul, ada lho yang tidak percaya bahwa kita ini betul-betul menanam dengan sasaran 1 miliar pohon setiap tahunnya. Dari mana itu? Memangnya APBN mampu untuk membiayai penanaman pohon seperti itu? Tidak percaya saya,” terang SBY dalam pidatonya sebagaimana dikutip laman Sekretariat Negara, 28 November 2012.