Menteri Luar Negeri Palestina Harapkan Gencatan Senjata Hamas-Israel Diperpanjang
JAKARTA - Menteri Luar Negeri Otoritas Palestina Riad al-Malki mengatakan, jeda pertempuran antara Hamas dan Israel yang berakhir Senin Malam harus diperpanjang, untuk menghindari lebih banyak kematian di Jalur Gaza.
"Kami punya upaya agar gencatan senjata ini terus berlanjut, sehingga Israel tidak terus menyerang,” kata al-Malki dalam pertemuan delegasi anggota Uni Eropa dan negara-negara dari Afrika Utara dan Timur Tengah di Barcelona, Spanyol, melansir The National News 27 November.
"Gencatan senjata mulai berlaku dengan 15.000 kematian. Jika kita melihat perang berlanjut, maka jumlah korban jiwa akan berlipat ganda karena konsentrasi penduduk kini meningkat dua kali lipat," lanjutnya.
Angka-angka yang dikutip Menlu Maliki tidak diverifikasi, yang diklaim oleh Hamas yang tidak membedakan antara warga sipil dan anggotanya, termasuk warga sipil yang terbunuh akibat salah sasaran roket.
"Penduduk Gaza terkonsentrasi di selatan Gaza," katanya, berbicara dalam bahasa Spanyol, mengacu pada evakuasi yang diperintahkan Israel ke Gaza utara yang bertujuan untuk meminimalkan korban sipil.
"Jadi, serangan apa pun yang sebelumnya menewaskan satu anak, kini akan membunuh dua anak. Itulah mengapa penting untuk memperpanjang gencatan senjata ini," tandasnya.
Baca juga:
- Politisi Swedia Usul Pelarangan dan Penghancuran Masjid, PM Kristersson: Kami Tidak Menghancurkan Tempat Ibadah
- Hamas dan Israel Soroti Daftar Orang yang akan Dibebaskan Hari Senin
- Kementerian Kesehatan Tiongkok Desak Pemerintah Daerah Tingkatkan Jumlah Klinik untuk Tangani Penyakit Pernapasan
- Sempat Ada Tembakan Rudal Balistik, Kapal Perang AS Klaim Selamatkan Tanker dari Pembajakan di Teluk Aden
Diketahui, Al-Malki adalah salah satu dari 42 perwakilan berbagai negara dan wilayah yang menghadiri pertemuan Persatuan untuk Mediterania, yang berfokus pada perang yang berkecamuk sejak pembantaian Hamas di Israel pada 7 Oktober.
Jeda permusuhan antara Israel dan Hamas berlanjut Hari Minggu dengan hari ketiga pembebasan sandera Gaza dan tahanan Palestina. Itu dijadwalkan selama empat hari, dengan apa yang terjadi setelah Hari Senin masih belum pasti.